Minggu, 20 Juni 2021

Senja Mengukir Cinta

Senja Mengukir Cinta

Oleh: Maesaroh

 

Deru angin dalam semilir

Mengukir ruang resah

Tentang senja paling gulita

Yang membawa rasa untuk dia.

 

Untuk rembulan dalam temaram

Ku titipkan singasana cinta

Berceloteh tentang rindu

Yang bersembunyi dalam diam.

 

Sunyi bertahta dalam gelap

Hampa riak suara, kelabu

Hanya menandu rindu

Dari cinta yang berselimut dingin.

 

Rasa cinta yang tetap terjaga

Bak bersanding dengan alam

Menjadi singgasana keabadian

Membumi dengan lubuk paling dalam.

 

Untuk dia, ku jaga rasa

Memeluk rindu seabad

Ku sampaikan dalam maya

Agar terukir cerita paling menawan.

 

Lebak, 20 Juni 2021

 

Jumat, 18 Juni 2021

Menulis Dikala Sakit

 "Matahari bersinar dan hangat menerangi kita

tapi kita tidak punya rasa ingin tahu mengapa.

Di sisi lain kita meminta alasan untuk semua 

hal buruk, rasa sakit, rasa lapar, bahkan merasa bodoh"

Ralph Wardo Emerson



Melukis ilmu membersamai senja sambil menanam mimpi menjadi penulis yang mengukir namanya dalam dinding sejarah. Ketika sebuah tulisan lahir dari hati yang jujur, maka tulisan itu akan mencerminkan kedamaian pada dirinya. 

Menulislah sampai tulisan itu menjelma dirimu. Karena puncak tertinggi dalam menulis adalah menciptakan imajinasi pada sayap alam.  Sejatinya menulis memberi kulit baru bagi tubuh, dan sebagai terapi untuk badan dikala sakit.

'Menulis dikala sakit' adalah kebiasaan baru bagi seorang narasumber hebat pada episode kali ini. Beliau adalah Bapak Suharto, S.Ag., M.Pd. Beliau adalah seorang Guru Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN 5 Jakarta)  Kementrian Agama DKI Jakarta. Seorang lelaki dengan segudang karya yang kini berbaring dan duduk di kursi roda. 


Kemampuan beliau dalam menulis berawal dari motivasinya mengikuti kelas pelatihan Om Jay. Atas motivasi tersebut, lahirlah sebuah karya yang berjudul "Mengejar Azan" sebuah karya yang tentu memikat rasa penasaran setiap pembacanya.


Menjadi penulis dan memberi branding pada diri sendiri tentunya melahirkan kebanggan. Namun, suatu kebanggan itu hampir lenyap ketika beliau terserang sebuah penyakit yang bernama  GBS. Penyakit yang membawanya berbaring  selama 1,5 bulan di ruang ICU, 3 bulan di ruang HCU, 2 Minggu di ruang Inap biasa. Hingga beliau pulang dalam kondisi lumpuh. Satu tahun badannya tak bergerak, setelah satu tahun mulai ada gerakan tangan, butuh enam bulan tangan kirinya bisa memegang wajah, lalu disusul tangan kanannya. Jari tangannya masih kaku dan tidak bisa menggenggam, untuk menekan remot saja ia tidak mampu. Suntuk  yang beliau rasakan selama 1.5 tahun yang  hanya berbaring. 

Atas genggaman semangat untuk mengabadikan cerita hidupnya, akhirnya beliau mulai 'menulis dikala sakit' suatu kisah inspiratif yang tidak ingin saya rangkum ceritanya.

Beginilah cerita beliau mengawali kesuksesannya.

"Suatu hari handphone istri tertinggal dan berdering. Saya coba minta asisten rumah tangga untuk mengambilnya dan meletakkan di atas dada saya. Saya coba untuk menyentuh, Alhamdulillah, bisa terbuka. Dalam hati kecil berkata ke mana ya, handphone milik saya, sudah 1,5 tahun lepas dari saya.

Ketika istri pulang dari sekolah, saya pinta HP saya dan sekaligus minta dibelikan kartu baru. Karena yang lama mati. Tak pikir panjang istri mencari HP dan membelikan kartu baru.

Terasa hidup kembali.

Saya berusaha menggunakan HP walau tidak bisa menggenggam, cukup beli alat HP lalu disangkutkan pada jari jempol tangan kiri dan menulis menggunakan jari tengah. Bagus jari manis dan kelingking tertekuk hingga tidak menghalanginya untuk menulis. Karena jari tengah yang terpanjang, maka saya gunakan untuk mengetik.  Ternyata semua yang terjadi ada hikmahnya. maka itu syukuri saja dan jangan mengeluh pasti Tuhan punya maksud tertentu".

Sebuah cerita yang mengundang air mata saya tanpa membersamai deret huruf yang saya petik dalam keyboard laptop saya. Saya menjadi sangat melankolis.

Jejak media memang mampu membangun hidup lebih panjang. Keadaan beliau yang kemudian di narasikan pada dinding facebook, mampu membawanya kembali pada dunia menulis. Semangatnya meniinggi, motivasinya merebak hebat bertanding ditengah pilunya badan.

Tegak  melawan cacian, dan bangkit dari keterpurukan, itulah yang beliau lakukan hingga akhirnya kata menjadi kalimat, kalimat menjadi paragraf, paragraf menjadi artikel dan artikel menjadi sebuah buku pada tangan  gemetar seorang yang berjuang melawan GBS. 

Dengan riak semangat dan motivasi dari keluarga, rekan dan sejawat beliau akhirnya mengumpulkan seluruh ceritanya dan kembali membingkai sebuah karya. 

Inilah Karya Beliau.

Sebelum sakit

1. Mengejar Azan (2018)

Setelah sakit

2. GBS Menyerangku (2020)

3. Menuju Pribadi Unggul (2020)

4. Belajar Tak Bertepi (2021)

5. Kisah inspiratif Seni Mendidik Diri (2021)

Masih draf

6. Lentera Romadan 

7. Menulis itu gampang

8. Aisyeh Menunggu Cinte ( novel)  

Insyallah semester genap akan terbit.

Dan masih banyak yang masih berserakan di blog dan Facebook yang belum dihimpun.

Dibawah ini adalah salahsatu karya beliau ketika sakit.



Segala upayanya dalam menulis dalam kondisi fisik yang lemah tentu mengundang rasa penasaran semua khalayak. Sebuah keadaan yang mampu menjadikan kekurangan menjadi sebuah prestasi, tentu menjadikan beliau sebagai inspirator hebat. Beberapa orang datang menyorotinya dan mengulik kehidupannya. Kita bisa simak pada video di bawah ini. 


Tak hanya sampai disitu, seorang yang tadinya awam dalam menulis ini, kini menjadi seorang narasumber hebat yang sangat menginspirasi. Seperti ketika malam ini beliau menjadi seorang narasumber yang mengawali materi dengan pesan suara, lekat sekali getar suranya yang penuh semangat berusaha untuk sembuh.

Menjadi Narasumber

"Saya tidak menyangka ada orang ngelirik saya untuk diminta menjadi narasumber. Walau dahulu terbersit dalam hati, suatu saat saya akan menjadi narasumber. 

Pertama datang dari sahabat saya, dia meminta untuk mengesi pada acara motivasi di grup guru ,tapi saya tolak karena saya masih terbatas bicara. Selanjutnya beliau belum mengabarkan lagi. Walau belum terlaksana, setidaknya memberi motivasi kepada saya. Ternyata ada juga melirik.😀😀😀😀😀

Kedua, datang dari Om Jay. Saya liat nama saya ada urutan daftar narasumber, tapi terutulis Cang Ato bukan Suharto. Akhirnya saya cuekin saja. Eh, sudah mendekati waktunya baru saya dihubungi oleh bunda Aam Nurhasanah. Tanpa pikir panjang saya sanggupin saja. Jadilah saya mengisi pada pelatihan menulis gelombang 17. Eh, ternyata dipanggil lagi pada gelombang 18 ini. Ya, sudah kepercayaan seseorang jangan diabaikan. Kesempatan tidak datang dua kali"

Tutur kata beliau sarat dengan motivasi yang benar-benar mengusik batin saya, untuk meletakan kayakinan bahwa sukuri apa yang kita miliki, manfaatkan selag berguna. Sehat adaah kesempatan, dan sakit adalah usaha untuk bersukur, agar terus menjadi manusia bermanfaat. Terimakasih Sang Inspirator Hebat. Salam Literasi.

Pertemuan ke 28

Resume ke 26

Maesaroh, M.Pd

Tema : Menulis Dikala Sakit

Narasumber: Suharto, S.Ag, M.Pd

Lebak, 18 Juni 2021

Rabu, 16 Juni 2021

Blog Adalah Sarana Mengajar dan Belajar

 "Sejarah adalah filsafat

 yang mengajar dengan contoh"

Henry St. John Bolingbroke


Belajar adalah perjalanan yang paling terkenang dalam sejarah. Dengan belajar kita mampu memerpanjang kesegaran jiwa.  Belajarlah untuk menghimpun ilmu dan jadikan ilmu itu sebagai kain alam untuk mempertegas kekayaan Tuhan.

Malam ini saya ingin mewarnai senja dengan bait-bait ilmu agar senja itu mengukir cakrawala pengetahuan. Bercengkrama lewat sebuah tulisan pada dinding blog, membuat saya semakin sadar bahwa "Blog itu Adalah Sarana Untuk Belajar". 

Seorang kartini hebat bernama Mayor Nani Kusmiati, S.Pd.,M.M.,CTMP Lahir di Kediri 1966. Lulusan S1 Bahasa Inggris di UIA (Universitas Islam Assyafiiyyah) Pondok Gede dan S2 MSDM di UPN Veteran Jakarta. Berpangkat Mayor TNI AL. Dinas pertama di Disminpersal (Dinas Personel TNI AL) selama 5 tahun, kemudian di Pusdiklat Bahasa selama 8 tahun, selanjutnya berdinas di Dinas Pendidikan TNI AL selama 20 tahun. Saat ini berdinas di Lemhannas, Jabatan Kasubbag Kerma Multilater Luar Negeri.

Dengan sapaan yang ramah beliau memulai kuliahnya dan bercerita mengenai pengalamannya menjadi seorang guru Bahasa Inggris untuk TNI. Ini adalah cerita yang unik bagi saya. Sebagai sesama guru Bahasa Inggris, mengajarkan bahasa asing itu bukanah hal yang mudah. Namun bagi beliau ini adalah kewajiban yang menantang. Betapa tidak, Mayor Nani ini mengajar para TNI dengan berbagai latarbelakang. Bukan lagi seorang siswa yang duduk di bangku sekolah dan siap menerima pelajaran sesuai panduan kurikulum. 

Atas dasar penglamannya dalam mengajar di kelas yang siswanya ada pada  kategori 'heterogen' (berbagai latar belakang pendidikan dan usia) membuat Mayor Nani lebih kreatif dalam menyajikan sebuah pembelajaran.

Akhirnya, dengan menggunakan media blog sebagai sarana pembelajaran, beliau mampu membawa para muridnya pada dunia blogger. Beberapa materi ia sajikan lewat blognya, sehingga memacu para siswanya untuk membuka jendela blog sang Mayor. 

Menurutnya, penggunaan blog sebagai media belajar sangat bermanfaat. Pada awalnya para siswanya  ini mau  menulis di blog karena terpaksa, tetapi selanjutnya mereka menjadi terbiasa. Kemampuan menulis dalam bahasa Inggris mereka meningkat. Sedangkan kemampuan speaking mereka juga bertambah karena sang Mayor meminta mereka untuk merekam suara mereka  dan di share di group apabila pembelajaran sedang daring. Jika belajar dengan tatap muka, Mayor Nani meminta para siswanya  untuk bicara di depan kelas. Bagi level Dasar, mereka boleh membawa drafnya dan dibaca di depan kelas.

Manfaat kedua dari blog adalah sebagai sarana menyebarkan hal-hal yang bersifat edukasi. Seperti pengalaman hidup, menyebarkan motivasi menulis, dan blog juga merupakan sarana untu menargetkan sebuah tulisan. Tulisan pada blog yang kita sebarkan lewat WA, menjadi sarana untuk memberikan informasi sekaligus motivasi menulis untuk orang lain.

Yang sedang beliau tekuni sekarang adalah mengikuti kelas WCS (Writer Class School). Pematerinya dari anak-anak muda yang berbakat dalam bidang literasi. Jika tidak mengumpulkan tugas bisa mendapat surat peringatan pertama. Surat peringatan itu maksimal 3 kali. Jika sudah 3 kali akan dikeluarkan dari group. Jelas hal ini akan menanamkan motivasi menulis yang luarbiasa. 

Sang Mayor mengatakan bahwa "Cara melahirkan karya yaitu dengan menulis di blog atau di media sosial lainnya, mengikuti project menulis buku antologi dan menerbitkan buku dengan tulisan sendiri".

Banyak ilmu yang Mayor Nani dapatkan dari kelas WCS, ilmu yang menarik semangat menulis yaitu sebuah kutipan dari  J.K. Rowling: “Mulailah menulis hal-hal yang kau ketahui. Tulislah tentang pengalaman dan perasaanmu sendiri.”

Motivasi lain yang didapatkan oleh sang Mayor datang dari pemateri kelas WCS yaitu Kak Muktar yang mengatakan bahwa: " Tulislah apa yang kamu pikirkan, lakukan dengan hati tenang. Lakukan saja, maka banyak cara yang akan kamu temukan untuk menyelesaikannya", "Rutinitas akan membuat hal sulit menjadi biasa".  
.
Demikian materi yang disajikan oleh sang Mayor, sangat sarat dengan pengetahuan dan nilai-nilai motivasi. Seperti termotivasinya saya di malam ini, yang rasanya ingin tetap mengukir pena pada blog. Jika seseorang mendapat suatu pengetahuan dari tulisan yang saya buat, itu akan menjadi motivasi untuk menghimpun semangatnya dalam membaca. Salam Literasi!


Pertemuan Ke 27
Resume Ke-25
Maesaroh, M.Pd
Tema : Blog Adalah Sarana Mengajar dan Belajar
Narasumber : Nani, Kusmiati, S.Pd.,M.M.,CTMP 
Lebak, 16 Juni 2021


Jumat, 11 Juni 2021

8 Cara dalam Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

"Sastra adalah sebuah kemewahan,

fiksi adalah sebuah kebutuhan"

Gilbert Keith Chesterson


Senja yang  senada dengan pekat malam, membersamai ulasan materi tentang sebuah cerita yang mengukir seorang penulis 65 buku. Beliau bernama Much. Koiri seorang Dosen dan penulis buku dengan segudang prestasi dari Universitas Negeri Surabaya (UNESA).

Dalam membuka kuliahnya, beliau menceritakan segudang pengalamnya selama menulis berbagai buku. Buku pertama tahun 2011 berupa fiksi,  dan kumpulan cerpen. Hingga saat ini beliau menulis  buku ke 66 tahun 2021 berupa nonfiksi, berjudul "Kitan Kehidupan"  yang diterbitkan oleh Penerbit Mayor Genta Hidayah pada Mei 2021.  Atas pengalamannya tersebut, segudang ilmu beliau tuangkan pada malam hari ini. Sebuah ilmu tentang "Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi".  

Dalam kuliahnya beliau memberikan beberapa tips dalam mengembangkan tulisan sederhana menjadi karya yang luarbiasa. Adapun langkahnya adalah:

1. Memulai sebuah tulisan dengan membuat definisi.

2. Memulai sebuah tulisan dengan sebuah penjelasan.

3. Berikan contoh dari apa yang kita sampaikan.

4. Berikan pula sebuah kasus dari sesuatu yang kita jabarkan.

5. Buatlah sebuah kutipan yang relevan dengan  topik yang kita buat.

6. Dalam tulisan yang kita buat, kita bisa menyisipkan anekdot atau humor yang kita kuasai.

7. Dalam melengkapi tulisan, kita juga bisa menyisipkan ungkapan filosofis.

8. Tulisan yang kita buat, bisa kita lengkapi dengan sebuah peribahasa. 

Kedelapan kriteria itu, bisa kita bingkai untuk memperkaya narasi yang kita buat. Untuk lebih memahami apa yang disampaikan beliau, bisa kita simak video dibawah ini:


Dalam sebuah video yang dipertontonkan di kanal Youtube beliau, benar-benar mengajak saya untuk lebih tangkas lagi dalam mengembangkan tulisan. Jangan merasa tak mampu seperti pepatahnya Sathya Sai Baba "Kamu harus menjadi seperti teratai, yang mengembangkan daunnya ketika matahari bersinar di langit, tidak terpengaruh oleh tempat dimana ia tumbuh atau oleh air yang menghidupkannya. Salam Literasi!

Salam Pena Milenial 

Resume Pert. 25

Maesaroh, M.Pd

Tema : Cara Mengembangkan Tulisan Non Fiksi

Narasumber : Much. Khoiri

Lebak, 11 Juni 2021


Senin, 07 Juni 2021

Membuat Desain Cover Buku

"Pikiran itu seperti permadani tenunan yang kaya di mana

warna disaring dari pengalaman indra, dan desain yang 

diambil dari belitan intelek"

Carson McCullers



Perjalanan semakin panjang, keberanian harus semakin tegak. Keyakinan harus semakin kuat untuk membuktikan bahwa kita layak menjadi seorang penulis. Penulis yang menciptakan taman pengetahuan yang tertatah sempurna dalam menyongsong generasi masa depan.

Perjalanan dan tantangan seorang penulis dimulai ketika ia memiliki buku sebagai mahkotanya. Sebuah buku yang tidak hanya mencipta pengetahuan, tetapi juga menarik perhatian semenarik desain buku yang kita buat. 

Seorang narasumber hebat bernama Bapak Achmad Najiullah Thaib atau akrab disapa Bapak Ajinatha, memandu peserta dalam "Membuat Desain Cover Buku" agar buku yang kita terbitkan dapat memikat hati para pembaca. Seorang dengan pengetahuan yang luarbiasa hebat dan merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain. Tak heran jika setiap desain yang beliau ciptakan menjadi sangat memukau. Seperti  desain buku perdana saya yang dibantu oleh beliau; Hasil karya beliau dapat dilihat dibawah ini.



Kepiawaiannya dalam mendesain buku dilakukan secara otodidak sampai beliau benar-benar mahir dalam mendesain cover buku. Beliau memulai karirnya pada perusahaan advertising yang merangkap sebagai Desainer Grafis. Sejak Tahun  1992 beliau terjun ke dunia perfilman sebagai art director sampai tahun 2018. Dari penjelasannya tampak sekali bahwa beliau sangat memiliki ilmu yang mumpuni. Sejumput pengalamannya dalam mendesain cover beliau tuliskan pada blognya https://terbitkanbukugratis.id/ajinatha/02/2021/rahasia-dapur-mendesain-cover-buku-di-yptd/

Aplikasi yang beliau gunakan dalam mendesain cover buku adalah aplikasi Canva. Sebuah aplikasi yang dimulai lewat basic computer grafis. Menurut beliau, untuk mengkombinasikan warna yang unk, dibutuhkan 'taste' yang kuat dalam pemilihan warna. Dalam mendesain cover buku beliau melakukan tahapan-tahapan diantaranya:

1. Membuka fitur awal Canva

2. Menentukan tampilan dasar

3. Memilih Background Cover

4. Menempel background dalam format A5

5. Memilih Ilustrasi untuk Cover

6. Memasang Ilustrasi Pada Cover

7. Memilih elemen estetis pada Cover

8. Memberikan Pewarnaan

9. Proses Komposisi Ruang dan Warna

10. Pemilihan warna cover belakang yang komposisi warnanya harus matching dengan cover depan

11.  Menentukan warna untuk cover depan dan belakang

12. Kita bisa menentukan  fasilitas untuk memilih typhography dan warna yang pas.Dalam aplikasi namanya Style. Selanjutnya, begitu kita pilih salah satunya maka warnanya akan berubah secara otomatis.








 






Nampak dari teori yang dijabarkan sepertinya terlihat mudah.  Tetapi pada praktiknya belum tentu semudah klik.

Materi yang disajikan oleh beliau begitu memotivasi penulis, bahwa ilmu yang diajarkan tidak mudah diterapkan apabila tidak memiliki kemampuan di bidang Komputer Grafis. Tetapi, semua hal menjadi mudah sejauh kita mau berusaha. Seperti pepatahnya Jerink "Berhenti berharap, gunakan setiap inchi anugrah Tuhan untuk melawan dan menciptakan perubahan, dari sekarang". Salam literasi!

Resume ke-23


Maesaroh, M.Pd

Tema : Membuat Desain Cover Buku

Narasumber : Ajinatha

Lebak, 7 Juni 2021


Rabu, 02 Juni 2021

Digital Skill

 "Seni tertinggi guru adalah membangun kegembiraan 

dalam expresi kreatif pengetahuan"

Albert Einstein



Malam yang sedikit hangat ini membawa ruang semangat untuk terus membuat bait-bait ilmu. Meski resume sudah mencapai 20, namun jemari harus tetap menyetuh deret huruf pada keyboard, agar semakin tangkas, dan hidup dipoles dengan ilmu.

Sebuah flyier diatas menyapa malam dengan penuh kegembiraan. Namun, berbeda dengan kenyataan karena sang narasumber berhalangan hadir untuk pertemuan ke 21 ini. Ibarat rumput yang tetap kokoh dan tegas diantara hembusan angin dan gelombang panas, pelatihan malam ini harus tetap berjalan. Adalah Bapak Wijaya Kusuma atau akrab disapa Om Jay yang menggantikan posisi narasumber malam ini. Seketika tema pun berganti menjadi " Digital Skill".


Segudang pengalaman dalam menulis yang dilakukan Om jay membawanya pada jendela Literasi Digital. Semenjak beliau mengenai blog, dan membangun tulisan dalam blog, disitulah beliau mulai membangun literasi digital. Dengan membangun literasi digital dunia mulai mengenal Om Jay. Beliau diundang menjadi seorang pembicara, namanya ditulis di koran, serta dirinya diliput oleh sebuah stasiun TV DAI.

Dalam paparannya beliau menyebutkan bahwa Digital Skill sangat diperlukan oleh penulis. Kreatifitas dan imajinasi bisa kita kembangkan apabila kita hidup dalam dunia digital. Bahkan kita dapat dengan mudah menguasai dunia apabila kita menguasai digital skill.
Disebutkan dalam video youtube nya bahwa untuk menguasai dunia kita membutuhkan 5K diantaranya:
1. Konvergensi
2. Kolaborasi
3. Kontextual
4. Konten Kreatif
5. Konentvitas
Untuk lebih memahami paparan dari beliau, baiknya kita simak video dibawah ini. Selamat Menyimak.


Berkisah tentang pengalamannya dalam menulis buku, beliau menyebutkan bahwa banyak sekali cara kreatif yang bisa kita lakukan dalam mengembangkan digital skill. Dibawah ini merupakan panduan bagaimana cara meningkatkan digital Skill. Untuk lebih memahami, mari simak video dibawah ini. Meski dalam bentuk bahasa Inggris, namun istilah yang digunakan sangat familiar bagi kita. Selamat menyaksikan.



Selanjutnya beliau memaparkan  4 langkah mudah dalam menguasai Digital Skill diantaranya:
1. MEDSOS
    Sebagai seorang warganet kita harus mampu memanfaatkan media sosial sebagai media       pembelajaran yg mendukung kita sebagai guru
2. SEM
     artinya kita harus belajar search engine marketing. Dimana kita harus mampu membangun personal      branding.
3. ANALYTIC
    Analytic adalah kemampuan menganalisa atau menganalisis berita. Sehingga kita tahu ini berita            bohong atau hoaks.
4. CONTENT
    content dimana kita harus belajar membuat informasi baru di internet. Salah satunya dengan menjadi     blogger dan mengelola blog dengan baik.

Penjelasan yang padat dan sarat makna benar-benar menambah wawasan dalam pertemuan malam ini.  Untuk itu mari kita tingkatkan kemampuan menulis kita untuk membangun budaya literasi digital. Seperti kutipannya Lenang Manggala "Penguatan budaya literasi adalah kunci kemajuan negri". Salam Literasi!

Sang Pena Milenial
Maydearly89
Maesaroh, M.Pd
Tema ; Digital Skill
Narasumber; Wijayakusuma
Lebak, 2 Juni 2021

 

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...