“Dari hati jadi aksi, dari
hati turun ke kaki.
Cita-cita jangan hanya disimpan didalam pikiran
Tapi harus diwujudkan dan diperjuangkan”
Merry Riana
Bismillahirahmanirrahim, dengan segala rasa syukur saya ucapkan
kepada Allah S.WT, atas segala qadarullh-Nya yang mempertemukan saya
dengan orang-orang hebat. Sebagaimana rasa syukur adalah rem untuk
memperlambat ketinggian hati, dan titik tertinggi dalam menghambakan diri
kepada sang Pencipta.
Rasa syukur semakin menengadah setelah tulisanku
di apresiasi oleh Penerbit Mayor, Tulisan yang dibalut dengan penuh keteguhan
dan konsistensi, melahirkan bahagia sebagai bonusnya.
Sederet apresiasi itu mengajaku berlayar pada sebuah mimpi yang
meninggi, mimpi untuk melahirkan tulisan yang membumi. Teruslah menulis karena
menulis adalah suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang
melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif.
Tindakan kreatif dalam menulis adalah menumpahkan ide-ide baru
dalam menciptakan makna tulisan yang mudah dimengerti pembaca. Terkadang,
sebuah tulisan akan menimbulkan kekeliruan makna apabila tidak ditulis dengan
teliti dan cermat. Maka dari itu, sebelum mempublikasikan
tulisan, ada hal yang harus di perhatikan yaitu melakukan “Proofreading
Sebelum Menerbitkan Tulisan”.
Seorang narasumber hebat bernama Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto akan memandu kita bagaimana tulisan bisa terpublikasi dengan baik tanpa ada kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan istilah "Typo". Beliau merupakan seorang Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan, yang dilahirkan Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Seorang sarjana S1 PGSD ini mengantarkannya menjadi seorang editor pada komunitas pelatihan menulis asuhan Om Jay.
Dalam memulai kuliahnya beliau memperjelas makna dari profreading yang memiliki kesamaan makna dengan istilah 'editor'. Banyak sekali karya guru-guru hebat yang berhasil beliau edit sehingga naskah/tulisannya enak untuk dibaca. Diantara buku-buku yang beliau edit terdapat buku Antologi Menulis Gelombang 18.
Hampir semua dari kami belum memahami apa itu Proofreading, dengan lugas Pak D Susanto mengatakan bahwa Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Lantas kapan kita harus melakukan Proofreading? Proofreading dilakukan setelah kegiatan menulis selesai dilakukan. Hal ini sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah nggak papa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing.
Apabila
Proofreading sama dengan editing/mengedit, lantas apa perbedaannya?
Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi.
Beliau menggambarkan dengan jelas bagaimana Proofreading dilakukan. Proofreading dilakukan terhadap tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Sedangkan editing dilakukan terhadap tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal.
Menurut
"penerbitdeepublish" ada beberap langkah dalam melakukan
pengeditan dan proofreading.
1. Pengeditan
Konten
2. Pengeditan
Baris
3. Menyalin
Pengeditan
4. Proofreading
Dalam
melakukan pengeditan naskah sebelum pada tahap proofreading, beliau
melakukan revisi yang meliputi:
1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.
2. Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. Adalah langkah kedua.
3. Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.. Ini adalah langkah ketiga.
4. Melakukan tahap Proofreading dengan cara:
a. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi
ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit
b. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
c. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI
d. Perhatikan judul bab dan penomorannya
Beliau menuturkan bahwa melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.
Apabila kita melakukan kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca kita akan memperhatikan. Upayakan tidak ada kesalahan penulisan (typo) yang akan membuat pembaca tidak nyaman. untuk itu, kita harus Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog.
Ada berbagai kesalahan yang biasanya kita lakukan dalam menulis. Misalnya, memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.
Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Pembaca akan “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan kita. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya..
Yang wajib kita ketahui adalah Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan.
Berikut
beliau memberikan Contoh Kalimat yang memiliki lebih dari 20
kata karena dalam aturan YOAS SEO banyak kalimat hanya berkisar 20
kata.
Contoh: Pada
saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh
yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman
bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut. (Kalimat
ini terdiri dari 34 kata dan perlu disederhanakan)
Maka, kalimat diatas harus dirubah menjadi: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru. (Kalimat kedua ini sebenanrnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di dalam ruang guru).
Penjelasan
yang begitu luarbiasa dan sarat ilmu. Setelah mendengar penjelasan beliau
rasanya saya ingin kembali Flashback menuju tulisan-tulisan blog saya yang
terdahulu yang sangat banyak sekali melalukan "Typo". Mulai dari hari
ini semangat memperbaiki tulisan, semangat menulis sampai bisa dengan tanpa
putus asa. Seperti pepatahnya Mario Teguh "Banyak
orang mengatakan tidak bisa, padahal sesungguhnya tidak mau. Jika mau apapun
bisa". Semangat memperbaiki kualitas diri, Salam Literasi!
Resume : Ke-15
Maydearly89
Maesaroh M.Pd
Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan
Narasumber : Bapak Susanto, S.Pd
Keren resumenya, cepat kirimnya. Itulah bu Mae. Saya malah ketinggalan kereta nih...
BalasHapusTerimakasih sudah singgah bu😍
HapusParagraf terakhirnya sangat luar biasa. Terima kasih.
BalasHapusTerimakasih Pak D sudah berkenan mampir🙏🏼
HapusBu mae memang selalu luar biasa
BalasHapusTerimakasih bu Ncus😍
HapusSemangaaat... 💪💪👍
BalasHapusSemangat bu Tuti💪💪
HapusAlways be number one.
BalasHapusUntaian kata demi demi kata menarik sekali untuk dibaca.
Menakjubkan
Terimakasih bunda Okmi😍
Hapussupeer...selalu suka membaca tulisan bu may.....🤗👍
BalasHapusTapi saya belum bisa menulis dengan rapi😀
HapusHebat bunda yang satu ini, selalu paling awal resumenya. Kyknya konsentrasi penuh ini belajarnya.
BalasHapus😀😀😀😀😀
HapusBuk may saya mamir ya..wah2 kren resumenya pas tas dpt hadiah..😁😁😁👍
BalasHapusTerimakasih sudah mampir pak
HapusSungguh super... apalagi dengan ungkapan Mario Teguh di paragraf terakhir.. jempol deh👍👍
BalasHapusTerimakasih sudah mampir bu😍😍
HapusSubhanallah...juara banget bu, mantap♥
BalasHapusTerimakasih bunda yang juga juara😍
BalasHapusSalut sama bu May yang selalu focus pada tulisannya, tak heran selalu jadi nomero uno 👍👍👍❤️❤️❤️
BalasHapusTerimakasih sudah mampir bunda😍
HapusTulisan bu may emang top markotop
BalasHapusTerimakasih bu Laisa. Tulisan ibu juga mantap😍
HapusSelalu yang terdepan. Luar biasa, mantap
BalasHapusTerimakasih bu Farida😍🙏🏼
HapusSelalu kereenn ... punya banyak koleksi kata-kata motivasi ya bu 👍👍
BalasHapusEnggak juga bu, hanya suka aja baca Quote2 orang hebat 😀
HapusLuar biasa TOP
BalasHapusTerimakasih bu Hermi🙏🏼
HapusSaya jadi teringat dengan rekan Maydsyasmi, yang dulu menyurati saya.
BalasHapusSusunan katanya bagus, saya suka.
Terimakasih sudah mampir pak🙏🏼
HapusBlog keren apalagi resumenya, baru sempat jalan-jalan...
BalasHapus