Jumat, 07 Mei 2021

Belajar Tehnik Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

 


“Dari hati jadi aksi, dari hati turun ke kaki.

Cita-cita jangan hanya disimpan didalam pikiran

Tapi harus diwujudkan dan diperjuangkan”

Merry Riana

 

Bismillahirahmanirrahim, dengan segala rasa syukur saya ucapkan kepada Allah S.WT, atas segala qadarullh-Nya yang  mempertemukan saya dengan  orang-orang hebat. Sebagaimana rasa syukur adalah rem untuk memperlambat ketinggian hati, dan titik tertinggi dalam menghambakan diri kepada sang Pencipta.

Rasa syukur semakin menengadah  setelah  tulisanku di apresiasi oleh Penerbit Mayor, Tulisan yang dibalut dengan penuh  keteguhan dan konsistensi, melahirkan  bahagia sebagai  bonusnya.

Sederet apresiasi itu mengajaku berlayar pada sebuah mimpi yang meninggi, mimpi untuk melahirkan tulisan yang membumi. Teruslah menulis karena menulis adalah  suatu proses aktualisasi diri yang bisa membuat orang melahirkan tindakan-tindakan produktif dan kreatif.

Tindakan kreatif dalam menulis adalah menumpahkan ide-ide baru dalam menciptakan makna tulisan yang mudah dimengerti pembaca. Terkadang, sebuah tulisan akan menimbulkan kekeliruan makna apabila tidak ditulis dengan teliti dan cermat.  Maka dari itu,  sebelum mempublikasikan tulisan, ada hal yang harus di perhatikan yaitu  melakukan “Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan”.

Seorang narasumber hebat bernama Susanto, S.Pd atau akrab disapa dengan sebutan Pak D Susanto akan memandu kita bagaimana tulisan bisa terpublikasi dengan baik tanpa ada kesalahan dalam menulis atau dikenal dengan istilah "Typo". Beliau merupakan seorang Guru Kelas SDN Mardiharjo, Kab. Musi Rawas, Prov. Sumatera Selatan, yang dilahirkan Gombong Kebumen, 29 Juni 1971. Seorang sarjana S1 PGSD ini mengantarkannya menjadi seorang editor pada komunitas pelatihan menulis asuhan Om Jay.

Dalam memulai kuliahnya beliau memperjelas makna dari profreading yang memiliki kesamaan makna dengan istilah 'editor'. Banyak sekali karya guru-guru hebat yang berhasil beliau edit sehingga naskah/tulisannya enak untuk dibaca. Diantara buku-buku yang beliau edit terdapat buku Antologi Menulis Gelombang 18. 

Hampir semua dari kami belum memahami apa itu Proofreading, dengan lugas Pak D Susanto mengatakan bahwa Proofreading adalah aktivitas memeriksa kesalahan dalam teks dengan cermat sebelum dipublikasikan atau dibagikan. Lantas kapan kita harus melakukan Proofreading? Proofreading dilakukan setelah kegiatan menulis selesai dilakukan. Hal ini sesuai dengan nasihat para pakar menulis, yakni: tulis saja jangan perdulikan teknis. Salah nggak papa mumpung ide masih mengalir. Jika sudah selesai, barulah kita lakukan editing.

Apabila Proofreading sama dengan editing/mengedit, lantas apa perbedaannya? 

Mengedit dan mengoreksi adalah langkah berbeda dalam proses merevisi teks. Pengeditan dapat melibatkan perubahan besar pada konten, struktur, dan bahasa, sedangkan proofreading hanya berfokus pada kesalahan kecil dan inkonsistensi. 

Beliau menggambarkan dengan jelas bagaimana Proofreading dilakukan. Proofreading dilakukan terhadap tulisan yang sudah bagus, uraian sesuai tema, struktur bahasanya bagus, kalimat yang digunakan tidak terlalu panjang. Sedangkan editing dilakukan terhadap tulisan yang masih "kacau" dari segi struktur, misalnya karena kalimatnya berupa kalimat majemuk yang terdiri dari banyak sekali kalimat tunggal.

Menurut "penerbitdeepublish" ada  beberap langkah dalam melakukan pengeditan dan proofreading.

1. Pengeditan Konten

2. Pengeditan Baris

3. Menyalin Pengeditan

4. Proofreading

Dalam melakukan pengeditan naskah sebelum pada tahap proofreading, beliau   melakukan revisi yang meliputi:

1. Merevisi draf awal teks, seringkali membuat perubahan signifikan pada konten dan memindahkan, menambahkan atau menghapus seluruh bagian adalah langkah pertama.

2. Merevisi penggunaan bahasa untuk mengomunikasikan cerita, ide, atau argumen seefektif mungkin. Ini mungkin melibatkan perubahan kata, frasa dan kalimat serta penyusunan ulang paragraf untuk meningkatkan aliran teks. Adalah langkah kedua.

3. Memoles kalimat individual untuk memastikan tata bahasa yang benar, sintaks yang jelas, dan konsistensi gaya. Salinan dari editor tidak mengubah konten teks, tetapi jika kalimat atau paragraf ambigu atau canggung, mereka dapat bekerja dengan penulis untuk memperbaikinya.. Ini adalah langkah ketiga.

4. Melakukan tahap Proofreading dengan cara:

    a. Cek ejaan. Ejaan ini merujuk ke KBBI, tetapi ada beberapa kata yang mencerminkan gaya penerbit

    b. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

    c. Pemenggalan kata-kata yang merujuk ke KBBI

    d. Perhatikan judul bab dan penomorannya

Beliau menuturkan bahwa melakukan proofreading sesungguhnya kita akan bertindak sebagai seorang “pembaca” dan menilai apakah karya tulis kita sudah bisa dimengerti atau justru berbelit-belit. Harapannya, setelah melewati tahapan proofreading, karya kita bisa lebih mudah dipahami pembaca.

Apabila kita melakukan kesalahan kecil yang tidak perlu misalnya typo atau kesalahan penulisan kata dan penyingkatan kata. Meskipun blog itu milik pribadi dan bebas, pembaca kita akan memperhatikan. Upayakan tidak ada kesalahan penulisan (typo) yang  akan membuat pembaca  tidak nyaman. untuk itu, kita harus Memperlakukan tulisan sebelum diterbitkan (dipublikasikan) di blog.

Ada berbagai kesalahan yang biasanya kita lakukan dalam menulis. Misalnya,  memberi spasi (jarak) kata dan tanda koma, tanda titik, tanda seru, atau tanda tanya. Tanda-tanda baca tersebut tidak boleh diketik terpisah dari kata yang mengikutinya. Cara mudah untuk memeriksanya  adalah menekan tombol CTRL bersamaan dengan tombol huruf F (CTRL+F). Lalu, ketikkan tanda koma. Maka akan muncul highlight teks dengan warna kuning.

Kesalahan kecil lainnya yang biasa dilakukan adalah penulisan di- sebagai awalan dan di sebagai kata depan. Pembaca akan “terganggu” jika kesalahan kecil ini ada dalam tulisan kita. Oleh karena itu perlu sedikit keterampilan untuk membedakan keduanya..

Yang wajib kita ketahui adalah Jika kata yang mengikuti di adalah verba atau kata kerja maka ditulis serangkai dan kata itu ada bentuk aktifnya yaitu jika diberi imbuhan me-. Aturan ejaan lainnya yang ada dalam PUEBI wajib kita pahami. Meskipun blog tidak mensyaratkan bahasa yang baku   tetapi minimal wajib tahu dan menerapkan aturan-aturan yang dicontohkan. 

Berikut beliau memberikan Contoh Kalimat yang memiliki lebih dari 20 kata karena dalam aturan YOAS SEO banyak kalimat  hanya berkisar 20 kata.

Contoh: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru didalam ruang guru pada masing masing meja guru tersebut. (Kalimat ini terdiri dari 34 kata dan perlu disederhanakan)

Maka, kalimat diatas harus dirubah menjadi: Pada saat jam istirahat mengajar ada beberapa guru bercengkerama. Mereka bercengkerama sambil minum teh yang disiapkan oleh petugas kantin yang biasa setiap hari menyajikan minuman bagi guru di dalam ruang guru. (Kalimat kedua ini sebenanrnya juga masih bisa diperpendek dengan membuang frasa di dalam ruang guru).

Penjelasan yang begitu luarbiasa dan sarat ilmu. Setelah mendengar penjelasan beliau rasanya saya ingin kembali Flashback menuju tulisan-tulisan blog saya yang terdahulu yang sangat banyak sekali melalukan "Typo". Mulai dari hari ini semangat memperbaiki tulisan, semangat menulis sampai bisa dengan tanpa putus asa. Seperti pepatahnya Mario Teguh "Banyak orang mengatakan tidak bisa, padahal sesungguhnya tidak mau. Jika mau apapun bisa". Semangat memperbaiki kualitas diri, Salam Literasi!


Resume : Ke-15

Maydearly89

Maesaroh M.Pd

Tema : Proofreading Sebelum Menerbitkan Tulisan

Narasumber : Bapak Susanto, S.Pd                                               

Lebak, 7 Mei 2021





 

33 komentar:

  1. Keren resumenya, cepat kirimnya. Itulah bu Mae. Saya malah ketinggalan kereta nih...

    BalasHapus
  2. Paragraf terakhirnya sangat luar biasa. Terima kasih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih Pak D sudah berkenan mampir๐Ÿ™๐Ÿผ

      Hapus
  3. Semangaaat... ๐Ÿ’ช๐Ÿ’ช๐Ÿ‘

    BalasHapus
  4. Always be number one.
    Untaian kata demi demi kata menarik sekali untuk dibaca.
    Menakjubkan

    BalasHapus
  5. supeer...selalu suka membaca tulisan bu may.....๐Ÿค—๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Tapi saya belum bisa menulis dengan rapi๐Ÿ˜€

      Hapus
  6. Hebat bunda yang satu ini, selalu paling awal resumenya. Kyknya konsentrasi penuh ini belajarnya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. ๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€๐Ÿ˜€

      Hapus
  7. Buk may saya mamir ya..wah2 kren resumenya pas tas dpt hadiah..๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ‘

    BalasHapus
  8. Sungguh super... apalagi dengan ungkapan Mario Teguh di paragraf terakhir.. jempol deh๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir bu๐Ÿ˜๐Ÿ˜

      Hapus
  9. Subhanallah...juara banget bu, mantap♥

    BalasHapus
  10. Terimakasih bunda yang juga juara๐Ÿ˜

    BalasHapus
  11. Salut sama bu May yang selalu focus pada tulisannya, tak heran selalu jadi nomero uno ๐Ÿ‘๐Ÿ‘๐Ÿ‘❤️❤️❤️

    BalasHapus
  12. Tulisan bu may emang top markotop

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Laisa. Tulisan ibu juga mantap๐Ÿ˜

      Hapus
  13. Selalu yang terdepan. Luar biasa, mantap

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Farida๐Ÿ˜๐Ÿ™๐Ÿผ

      Hapus
  14. Selalu kereenn ... punya banyak koleksi kata-kata motivasi ya bu ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Enggak juga bu, hanya suka aja baca Quote2 orang hebat ๐Ÿ˜€

      Hapus
  15. Saya jadi teringat dengan rekan Maydsyasmi, yang dulu menyurati saya.
    Susunan katanya bagus, saya suka.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih sudah mampir pak๐Ÿ™๐Ÿผ

      Hapus
  16. Blog keren apalagi resumenya, baru sempat jalan-jalan...

    BalasHapus

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...