Sabtu, 22 Mei 2021

Menulis buku Nonfiksi, siapa takut!

 

“Motivasi seperti makanan bergizi! Dengan lauk disiplin, dikunyah dengan kerja keras dan keuletan serta disantap tiap hari dengan porsi yang tepat, maka mental akan menjadi sehat dan berkualitas”

Andri Wongso

Kutipan kalimat diatas seperti membuka jendela semangat di tengah kelemahan fisik yang sedang di terpa sakit. Bertumpuk untaian do’a  yang di lantunkan oleh para sahabat dan senior di  grup menulis gel.18 ini, benar-benar membangun motivasi saya agar saya seperti bunga ‘Dandelion’. Bunga yang paling kuat. Dia tetap bisa tumbuh di antara rerumputan liar, dan di celah batu. Meski ‘Dandelion’ terlihat rapuh, tapi begitu kuat, begitu indah,  dan begitu berani.

Pertemuan kali ini sedikit mengusik beranda rindu. Betapa tidak, setelah hampir dua minggu aktivitas menulis di liburkan, seperti tertinggal deret ilmu yang biasanya di reguk sepertiga kali dalam seminggu. Selama beberapa pertemuan off  hati dan pikiran benar-benar di jemput rasa malas. Dan hari ini adalah moment mengaktifkan kembali semangat menulis.

Meskipun masih di temani kepala yang sedang pusing dan tangan sedikit bergetar. Namun, semangat ini harus di perjuangkan karena saya ingin menjadi  seperti Om Jay, meski sakit tetapi  jiwa penulisnya tak pernah padam.

Seorang perempuan  piawai yang memiliki ‘good track record’ dengan menerbitkan buku yang kemudian di pajang di ‘Gramedia’, beliau adalah Musiin, M.Pd seorang guru dari Kediri. Buku yang berjudul ‘Literasi Nusantara’ sukses membawanya pada pencapaian yang baik. Berkat kolaborasinya dengan Prof. Eokoji, kini beliau berhasil melejitkan 5 macam buku. Hebat sekali bukan? Lebih hebat lagi beliau mengajak kita mengenali ‘Konsep Buku Non Fiksi’.

Dalam paparannya beliau menyebutkan bahwa seorang penulis harus memupuk kecintaannya dalam menulis. seorang penulis juga harus memiliki niat yang mendasar agar menjadi alasan yang kuat untuk menulis. Menurutnya, ada 3 hal yang mendasari beliau untuk mejadi penulis:

  1.   Ingin mewariskan ilmu dengan buku
  2.  Ingin memiliki buku solo yang terpajang di toko buku online maupun  offline
  3.  Ingin mengembangka profesi sebagai guru

Dengan nada lugas beliau memparkan bahwa dalam menulis itu harus memiliki motivasi karena menulis tidak semudah berbicara, semudah bergosip . Justru tantangannya ada karena sulit. Perjuangan menjadi penulis dengan mengikuti kelas menulis, membuat resume, menghasilkan buku, maka akan lahir CINTA MENULIS.

Selanjutnya, beliau menguatkan bahwa keinginan kuat dalam  ternyata mengantarkan ke hukum tarik menarik di alam semesta ini. Hukum Tarik-Menarik dalam rahasia alam ini mengatakan bahwa kemiripan menarik kemiripan.

Dalam pertemuan ke 16 ini, beliau memaparkan materi tentang  penulisan buku non fiksi yang memiliki 3 pola diantaranya:

  1.    PolaHierarkis (Buku disusun berdasarkan tahapan dari mudah ke sulit atau dari sederhana ke rumit)  contoh;buku pelajaran
  2.       Pola Prosedural (Buku disusun berdasarkan urutan proses). Contoh; buku panduan
  3.     Pola Klaster (Buku disusun secara poin per poin atau butir per butir. Pola ini diterapkan  pada buku-buku kumpulan tulisan atau kumpulan bab yang dalam hal ini antarbab setara)

Menurutnya terdapat empat tahapan dalam menulis

Tahap pertama disebut dengan pratulis diantarnya:

  1.   Menentukan tema
  2.  Menemukan ide
  3.   Merencanakan jenis tulisan
  4.  Mengumpulkan bahan tulisan
  5.  Bertukar pikiran
  6.   Menyusun daftar
  7.   Meriset
  8.  Membuat Mind Mapping
  9.  Menyusun kerangka

Tema bisa ditentukan satu saja dalam sebuah buku. Tema dari buku nonfiksi adalah parenting, pendidikan, motivasi dll. Untuk melanjutkan dari tema menjadi sebuah ide yang menarik, penulis bisa mendapatkan dari pengalaman pribadi, pengalaman orang lain, berita di media massa, Status Facebook/Twitter/Whatsapp/Instagram, Imajinasi, mengamati lingkungan, perenungan dan membaca buku.

Tahap kedua adalah menulis draft

1. Menuangkan konsep tulisan ke tulisan dengan prinsip bebas

2. Tidak mementingkan kesempurnaan, tetapi lebih pada bagaimana ide dituliskan

Tahap ketiga adalah merevisi draft

  1. Merevisi sistematika/struktur tulisan dan penyajian
  2. Memeriksa gambaran besar dari naskah.

Tahap keempat adalah Menyunting Naskah (KBBI dan PUEBI)

  1.   Melihat kembali Ejaan
  2.   Memperhatikan tata bahasa
  3.   Menganalisis diksi yang digunakan
  4.   Menganalisis daftar dan fakta
  5.  Menganalisi legalitas dan norma


Beliau kembali menuturkan materinya dengan mengatakan bahwa sebenarnya dalam menulis tidak semudah yang di bayangkan. Selalu ada hambatan-hambatan yang di temukan ketika  menulis berupa: Hambatan waktu, kreativitas, teknis, tujuan, serta hambatan psikologis. Namun jika kita terus berusaha hambatan itu pasti mennemukan solusinya.

Berikut adalah tips cara mengatasi hambatan dalam menulis menurut bu Iin;

  1.   Banyak membaca
  2.   Mencari inspirasi di lingkungan sekitar, orang sekitar atau terkait dengan nara sumber.
  3.   Disiplin menulis setiap hari.
  4.  Pergi ke pasar dan memasak. Ini menjadi mood booster untuk menulis lagi (kebetulan  hobinya adalah memasak)

Mengupas resume selambat ini, seperti tabu bagi saya. Tak se-energic ketika menulis sambil menyimak. Namun, dengan penuh keyakinan saya percaya tak ada usaha yang sia-sia dalam memupuk ilmu lewat tulisan. Meski lemah, coba bangkit meski sulit keras berusaha seperti pepatahnya bu Musiin “Musuh besar perubahan adalah diri sendiri. Apakah hal-hal hebat yang ada diri kita akan berlalu begitu saja tanpa bisa diambil oleh anak cucu kita. Keluarkan potensi hebat kita menjadi sebuah buku”. Sejatinya menulis adalah terapi penyembuhan dari hati yang terasa rapuh. Salam Literasi!

 

Resume : Ke-16

Maydearly89

Maesaroh M.Pd

Tema : Konsep buku fiksi

Narasumber : Musiin, M.Pd                                              

Lebak, 22 Mei 2021


11 komentar:

  1. Mantap bu.may...meski dalam keadaan sakit...ttp semangat menulis..kalo saya anak yg lagi sakit ...masih belum sempat buat resume...hehe...dan tulisanny bu may yg selalu keren......selalu di tunggu...gws ya bu may....๐Ÿ˜Š

    BalasHapus
  2. terimakasih do'anya bu Weni, Syafakillah buat putra bu Weni ya. Aamiin,

    BalasHapus
  3. Hebat bu, penuh semangat. Semoga lekas pulih, sehat, sehat, sehaatt .... ๐Ÿค—๐Ÿค—
    Tulisannya enak dibaca, puitis ๐Ÿ‘๐Ÿ‘

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Anita, semoga ibu selalu di sehatkan, dan di berikan kemurahan rezeki. Aamiin

      Hapus
  4. Mntab artikelnya. Semoga cepat pulih kembali sehingga tetap bisa berkarya dan berprestasi. Lanjutkan !!!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih pak Nana. Sudah singgah di blog saya๐Ÿ™๐Ÿผ

      Hapus
  5. Luar biasa bu May. Meski kondisi msh blm fit tp kegiatan menulis tetap jln. Semoga lekas sembuh ya.Saya malah msh tertatih-tatih nih.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih motivasinya bu soleh, semoga ibu bisa menyelesaikan resume ibu๐Ÿ˜€

      Hapus
  6. Paragraf pembukanya sangat menyentuh sekali, bu May.

    Seperti biasa, tulisannya sangat saya tunggu. Penggalan2 katanya sangat menarik.
    Meskipun Masih sakit semangat menulisnya luar biasa. Cepat sehat Dan bugar kembali, bu May.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih doa nya bunda okmi. Sehat2 juga buat bunda Omki❤️❤️

      Hapus

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...