Jumat, 30 Desember 2022

Renjana Rasa Seikat Jiwa

"Apakah Sahabat itu? Satu jiwa yang berada dalam satu tubuh yang berbeda" Aristoteles 

Sahabat adalah kata sederhana yang acap kali merapal makna dalam jiwa. Pada sahabat kerap kita terbangkan kepingan kisah yang tersusun rapi. Sahabat adalah ia yang paling mengerti hati kita dalam lara nan pekat, meski kerap kita tancapkan luka, sang sahabat akan membalas dengan seribu pelukan.

Terkadang dalam hidup ada robekan paling tidak sopan yang menenggelamkan kita dalam tangisan, namun seorang sahabat membawa kita tertatih berjalan dan mengambil sisa tawa untuk masa depan. Menguatkan lewat doa dan menggenggam dengan Bismillah.

Bukan sejoli, tapi ada rona jingga yang hinggap di hati sang sahabat. Ia adalah yang paling paham sudut pesan yang tak tereja oleh bibir, karena ia mampu menyeka kebisuan dengan senyuman bermekaran. Pelukannya adalah istimewa dan bukan sekadar mimpi karena sahabat adalah Renjana Rasa Seikat Jiwa.

Kumpulan kisah tentang sahabat di dalam buku ini bagai deru angin yang mengeringkan keringat. Ada kesejukan, keteduhan dan sambutan seindah sungging senyuman. Bak meminum susu jahe di musim dingin ada rasa hangat yang enggan di sudahi. 

Renjana Rasa Seikat Jiwa, sebab sang sahabat selalu memberi telinganya tanpa diminta, sebab sahabat mampu memberi tawa di atas jahitan sebuah luka. Ada serbak mewangi yang disuguhkan menyapu rasa khawatir yang berlebihan, ada riuh tepuk tangan saat kita di puncak nan elegan. Itulah sahabat, dimaknai dan dicintai. 

Dengan membaca buku ini, kita patut menyadari betapa persahabatan adalah jembatan yang menghantarkan doa, menutup luka dan menjengkal angkasa yang penggalan baitnya merupa awan. Indah, putih, nan bergelombang.


Maydearly 

Lebak, 30 Desember 2022




Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...