Jumat, 23 Juli 2021

Generasi Milenial (Oleh Sang Blogger Milenial)

 


Sumber: http://news.unair.ac.id/2018/02/19/menakar-potensi-intelektualitas-generasi-millenial-indonesia/

Tulisan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan salah satu peserta beajar menulis  gelombang 20. Sebuah pertanyaan yang menggugah selera menulis saya, karena secara tidak langsung, saya melabeli diri saya sebagai Sang Bloger Milenial. 

Pertnyaannya adalah:

"Bilakah seseorang dikatakan Sang Blogger Milenial?

Karena saya lahir pada abad milenial, maka saya pertegas diri saya sebagai pengguna Teknologi di era milenial. Berikut narasi yang saya paparkan tentang generasi milenial. 


Berbicara mengenai generasi Y, seketika diingatkan dengan bahasan paling populer pada abad ini. Millenial generation disandangkan sebagai sebutan untuk generasi Y. Generasi millenial merupakan istilah yang paling akrab di telinga kita belakangan ini. Istilah tersebut berasal dari millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah dan penulis Amerika yaitu : William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa bukunya.

Dikutip dari https://setkab.go.id/peran-generasi-milenial-bagi-nkri-2/ menyebutkan bahwa menurut para pakar, generasi ini diduduki oleh mereka yang lahir pada tahun 1980-1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya. Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok generasi yang satu ini.

Penulis Elwood Carlson menyebutkan  dalam bukunya The Lucky Few : Between the Greatest Generation and the Baby Boom yang terbit di tahun 2008, mendefinisikan bahwa Millenial lahir di antara tahun 1983-2001 berdasarkan lonjakan kelahiran setelah tahun 1983 dan berakhir dengan perubahan politik dan sosial yang terjadi setelah peristiwa 11 September. Pada tahun 2016, lembaga U.S Pirg mendefinisikan Millenial sebagai orang yang lahir antara tahun 1983 dan 2000.

Dunia saat ini sudah move on memasuki era millennials. Era ini digambarkan sebagai periode waktu di mana teknologi berkembang dengan pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi generasi di dalamnya. Generasi millennials menjadi sebutan bagi orang yang lahir sekitar tahun 1980 hingga 1999. Artinya, masyarakat yang kini berusia 18-35 tahun diklasifikasikan sebagai kaum millennials.

Seperti yang kita ketahui kaum millenial merupakan kaum yang paling akrab dengan gawai. Mereka lebih sering memainkan gadget 7-8 jam sehari. Para milenials ini lebih mirip dengan generasi yang berwawasan sipil dengan empati yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Menurut William Strauss dan Neil Howe, para millenials ini memiliki tujuh karakter khusus seperti; Spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan kelompok,konvensional, tahan tekanan dan mengejar pencapaian.

Di “Zaman Now” peran generasi millenial sangatlah diharapkan, untuk menjadi agen perubahan ( Agent of Change ). Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.

Dalam buku Parenting 4.0 karya Aam Nurhasanah, disebutkan bahwa generasi millenials tidak melulu mengejar harta, tetapi millenials lebih mengejar solidaritas, kenahagiaan bersama, dan eksistensi diri agar dihargai secara sosial. Selain mengalami transisi dari segala hal yang bersifat analog ke digital, generasi millenial ini tumbuh seiring dengan matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia sehingga mempengaruhi pembawaan mereka yang bisa dinilai lebih demokratis.

Meski generasi millenial ini lebih sering hadir dengan gaya trendi, terkesan hedonis, tetapi mereka digadang-gadang tengah memberi banyak pengaruh baik untuk masa depan bangsa. Para milenials lebih jeli dalam melihat peluang, terutama bisnis dengan konsep yang lebih inovatif. Contoh yang paling nyata adalah keberhasilan starup unicorn milik salah seorang milenial Indonesia, yakni Bukalapak.

Dari paparan diatas, tampak jelas bahwa sebagian besar milenialis berhasil memanfaatkan teknologi dan merubahnya dari cara  konvensional menuju inovatif. Generasi ini perlu dipantau pergerakannya dalam budaya literasi digital. Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur yang ada serta memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan, dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, mampu dan berusaha menjadi bijak terutama dalam menggunakan media sosial.

Menurut Data BPS ( Biro Pusat Statistik ) tahun 2018 mencatat, bahwa populasi generasi millenial adalah sekitar 90 juta orang. Kajian menyebut, rata-rata fokus  perhatian dari generasi millenial hanya sekitar 12 detik.  Bahkan untuk generasi Z (Pasca Millenial ) bisa hanya sekitar 8 detik.



Kamis, 22 Juli 2021

Puisi Telelet (Vaksinasi)

 

Polemik Vaksinasi

Oleh: Maesaroh

 

Vaksin

Seperti cermin

Menepis biotoksin.

 

Hadir  menjadi polemik

Membungkus suatu cerita apik

Mengundang rakyat jadi berisik

Disarankan sebagai obat analgetik.

 

Masyarakat awam teriak menolak sebagai penghuni desa

Tak merasa berteman dengan korona yang katanya berbisa

Sakit yang dirasa mengundang tanya, gejalanya seperti flu biasa

Tapi  banyak media yang berkata sangat berbahaya dan ganas luar biasa

Ingin menampik, berlari dan berteriak sembari berkata bahwa ini seperti rekayasa.

 

Seiring berjalannya waktu  fakta berkata bahwa korona memang berbahaya dan nyata

Kejadian  ini benar-benar luarbiasa menguras tenaga manusia dan mengurai air mata

Tak sedikit yang menjadi korban jiwa karena korona, dan  meninggal di Ibu Kota

Hal ini mengundang beribu nestapa hinga setiap jiwa menjadi gulita

Sungguh miris korona menimpa tanpa memandang  kasta

Para Nakes berjuang dan bekerja dalam dukacita.


Hal ini buat pusing kepayang

Keadaan bak layang-layang

Negeri seperti berwayang

Dibawah dagelan si  eyang

Bak mimpi terbang melayang 


Ikuti anjuran pemerintah

Karena mereka pemberi petuah

Jangan takut sampai merasa resah

Pemerintah sudah pasti pegang amanah.

 

Ini bukanlah teori ilusi

Bukan pula konspirasi

Percaya dan intropeksi.


Lebak, 23 Juli 2021

Puisi Telelet (Buar)

 

Pandemi membelenggu Buar

 Oleh: Maesaroh

Pandemi melanda

Buat galau para bunda

Atur uang harus waspada. 


Isi dompet makin gak karuan

Meski sesak harus bertahan

Jangan buar, tapi harus makan

Perut lapar bisa  masuk ambulan. 


PPKM seperti harga mati

Tak peduli lapar menggerogoti

Aturan bagaikan sebuah cemeti

Segala ucap dan tindak harus hati-hati

Mau melanggar berurusan dengan bupati.

 

Pekerjaan lenyap ditelan sang corona

Sulit nian cari surga dunia yang membahana

Merangkul episode tentang hidup bak nirwana

Tuli dan tabu di telinga sang durjana

Ketir melintir  tiada berguna

Ini seperti bencana.

 

Dengan uang rasa sulit berjumpa

Rasa buar mengusik hati jadi nestapa

Meradang terjal dalam hati yang hampa

Masih bingung, bertanya entah ini mengapa

Masalah hidup bukan hanya corona, banyak rupa.

 

Berserah dan bersyukur adalah sebuah upaya

Rezeki sudah diatur oleh pemilik cahaya

Jadikan sedekah sebuah budaya

Agar jadi manusia berdaya.

 

Teguhkan hati pada  Ilahi

Meski rasa di hati seperti berkelahi

Percaya pada Ilahi Robi, pandemi akan disudahi.

 

Lebak, 22 Juli 2021


Mencoba tantangan untuk grup Lage dengan menulis sebuah puisi Telelet bertema Buar. Puisi yang lagi booming dikalangan penulis PGRI. 

Semoga kamis ini menjadi manis dengan karya yang puitis. Salam Literasi!

Maydearly89

Sang bloger Milenial


Kamis, 15 Juli 2021

Literasi Media Sosial



Literasi media sosial merupakan salah satu bentuk khusus literasi informasi secara umum. Literasi media sosial merupakan turunan dari literasi media, yang merupaka turunan dari literasi informasi. Seseorang yang terlatih dalam mengaplikasikan sumber  informasi dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, dapat disebut melek informasi.

Literasi media sosial sendiri dapat berarti keterampilan seseorang dalam mencari, memilah, dan mengaplikasikan sumber informasi di media sosial. Orang yang melek informasi di media sosial akan menjadi orang yang kritis ketika mendapati informasi hoaks. Masyarakat yang melek informasi di media sosial akan sulit diadu domba karena kepentingan tertentu.

Menurut Stacey Goodman (2014) literasi media sosia dijabarkan dalam empat konsep.

1.    Seluruh media pesan dikontruksi

Di media sosial banyak orang mengunggah gambar dengan tulisan (meme). Tulisan pada gambar tersebut merupakan perintah untuk kita dalam menerjemahkan gambar tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa pesan di media sosial merupakan sesuatu yang dapat dikontruksi. Tidak jarang beberapa informasi hanya diberikan setengah, sehingga memberikan ambiguitas persepsi.

2.     Pesan media membentuk persepsi kita akan suatu realita

Contoh paling dekat dalam kasus ini adalah penggunaan media sosial pada saat pemilihan presiden 2019 lalu. Media sosial berperan besar dalam membentuk opini masyarakat terkait kedua kandidat presiden. Tak jarang suatu kejadian menjadi pusat perhatian masyarakat karena pada awalnya informasi tersebut dibagikan di media sosial dan kemudian menjadi viral.

3.    Berbeda audiens berbeda pula cara memahami pesan yang sama

Salah satu fitur yang banyak digunakan di media sosial adalah “share”. Fitur ini memungkinkan pengguna berbagi suatu informasi kepada pengguna lain. Mereka mungkin lupa bahwa tidak semua pengguna memiliki pengetahuan mengenai berita yang kita bagi. Hal ini dapat menyebabkan penafsiran ganda, sehingga memicu adanya konflik.

4.    Pesan media memiliki dampak komersial

tak jarang ketika akan mengunduh suatu informasi pengguna diminta memasukkan akun media sosial atau email. Hal ini terlihat sepele tetapi sebenarnya informasi data diri dapat diperjualbelikan.


Konsep literasi media sosial di atas memberikan gambaran bahwa media sosial sangatlah berperan dalam membentuk opini seseorang. Besarnya dampak media sosial tersebut membuat seseorang harus mampu memilah dan memilih informasi mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan opini. Rheingold (Crook, 2012) mendiskusikan ada empat cara untuk dapat meliterasi media sosial:

1.    Perhatian

Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.

2.    Partisipasi

Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.

3.    Kolaborasi

Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.

4.    Kesadaran jaringan

Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari Whatsapp group, Newsgroup, Komunitas Virtual, Situs Gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.


Pemakaian media sosial haruslah secara kritis agar menarik evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya

Jawaban Tertunda

"Menulislah seperti embun yang ketika jatuh ke Bumi 

membawa pengetahuan, dan ketika melangit ke Arsy

menjadi keabadian"

Maydearly 



Pada pagi yang membawa laras dingin, ku teguk secangkir kopi demi meregangkan lekuk-lekuk hawa dingin pada pusat pikiran. Sejatinya sang kopi pula mengingatkan pada secarik rindu yang lama usai. Sebuah rindu menyambut siswa di beranda gedung sekolah. 

Aroma kopi 'good day' yang wangi memikat hati mengingat episode tadi malam. Segera ku ambil Hp dan ku tengok pesan, ternyata masih ada hal yang tertunda. Yaitu deretan pertanyaan yang belum terjawab.

Sebuah pesan panjang dari sang moderator ciamik bernarasi "Bunda May, pertanyaan tertunda jawab di blog saja ya". Atas permintaan itu, akhirnya tersusunlah jawaban-jawaban tersebut dalam blog ini.

P14

Perkenalkan saya Omma Babys dr NTT.

Saya ingin bertanya bagaimana cara yang paling cepat ketika menulis di blog?

Jawab: 

Terimakasih Omma Babys yang baik hati, semoga Oma sehat selalu.

Cara cepat ketika menulis di blog, adalah dengan menjadi penyimak yang cermat. Seperti yang sudah saya jelaskan tadi malam, bahwa saya selalu membiasakan diri duduk 10 menit sebelum pelatihan, membuka gawai dan membuat narasi pembuka yang related to materi. Buat pula narasi penutup yang memberi kalimat motivasi.

Demikian jawabannya, selamat mencoba!

P15

Asalamu'alaikum....

Apakah resume harus membuat ringaksan materi secara lengkap yang   disampaikan narasumber? 

Dari Ibu Aini Farida, SDN 3 Samuda Kota.

Jawab:

Dear Ibu Aini yang hebat,

Yang terpenting dari membuat resume adalah mencatat poin paling penting yang disampaikan oleh Narasumber. Namun, jika ibu berniat mengumpulkan resume untuk di buku kan, maka ada baiknya ibu menulis resume dengan bahasan yang berkembang luas, artinya tidak hanya materi dari narsum saja, tetapi pula referensi sumber lain yang berhubungan.

P16

Assalamualaikum Bu Rita!

Nama : Nur Afifah

Dari : Gresik, Jawa Timur

Pertanyaan :

1. Bagaimana menghindari kesalahan menulis (typo writing) dalam menulis cepat?

2. Apakah dalam menulis cepat mengesampingkan desain atau model penulisan?

3. Apakah dalam hal ini sifat perfeksionis akan kalah dalam hal Menulis cepat?

Jawab:

Dear Bu Nur Afifah yang baik hati,

1. Melakukan kesalahan dalam menulis (Typo) memang hal yang wajar sebagai penulis pemula. Bahkan saya pribadi adalah orang yang sulit menghindari typo, untuk itu diperlukan tehnik proofreading sebelum meluncurkan tulisan. Baca kembali tulisan kita sebelum dipublikasikan.

2. Menulis cepat memang perlu kelihaian bu, jika di rasa sulit dalam menulis cepat, maka pelan saja. Yang terpenting dalam menulis adalah menjaga konsistensinya. 

3. Ketika kita mampu mencapai target dalam menulis dengan struktur tulisan yang bagus, rapi, ejaan sesuai PUEBI maka kita bisa disebut perfeksionis. Yang harus dimulai adalah latihan menulisnya, semakin banyak berlatih maka kita semakin lihai, semakin lihai menulis maka kita ada pada posisi perfeksionis. Walau sebenarnya tak ada penulis yang perfect secara natural. Penulis yang baik adalah editor yang baik. Maka jadilah editor, maka kita akan menjadi perfeksionis.

P17

Assalamualaikum...

Adik babel izin bertanya, 

dalam waktu singkat buk mae mampu menyusun berbagai tulisan apakah tidak menggangu tugas pokok yang lain sekalu guru,  ibu RT mungkin,  maupun tugas pokok lainnya..

Bagikan tips nya dong!

Jawab:

Dear Ibu Babel, untuk menjadi penulis yang baik kita harus menyusun skala prioritas yang tepat. Jika dikatakan terganggu dengan kesibukan, tentu saya sangat kewalahan karena setiap hari dalam kesibukan. Terkadang saya menulis cerpen, sambil menulis laporan, menulis tesis sambil membuat konten youtube, menulis artikel ilmiah sambil menyuapi anak. Jika saya tidak menyiapkan skala prioritas maka saya akan kalah dengan kesibukan yang semuanya tak selesai. Prinsipnya, jika kita bisa mengerjakan dua mengapa hanya mengerjakan satu. Toh seorang perempuan memiliki kecerdasan lebih di otak kirinya. Bisa memasak sambil mencuci bahkan bisa makan sambil menggendong bayi. Itulah hebatnya kita Sang Perempuan.

P19

Saya Yenmarlinda dari Padang mau bertanya bagaimana cara meramu tulisan dengan bahasa yg khas hingga menjadi menarik.

Dear Ibu Yenmarlinda yang hebat,

Cara meramu tulisan dengan bahasa yang khas adalah menulis dengan hati. Karena ketika kita menulis dengan hati, pesan dari tulisan kita akan sampai pada hati pembaca. Saya senang dengan bacaan novel atau cerpen, dengan begitu pengetahuan bahasa diksi saya bertambah. Penulis yang hebat adalah pembaca yang hebat. Semakin banyak kosa kata yang kita fahami, semakin baik bagi kita dalam merangkai kata.

P20

Nama: Mangatur Panjaitan

Alamat: Batam

Pertanyaan: 

1. Menurut ibu kapan waktu yang tepat untuk menulis resum. 

2. Apa saja kriteria resum yang baik? agar resum yang kita tulis mendapatkan perhatian dan pembaca puas membaca resum yang kita tulis

3. Dalam menulis resum apa yang harus kita hindari agar resum yang kita tulis baik dan bermakna? 

Terimakasih bu Maisaroh👏👍🇮🇩

Jawab:

Dear Bapak Mangatur Panjaitan yang hebat,

1. Waktu yang tepat dalam menulis resume adalah diwaktu pelatihan berlangsung, hal ini membuat pikiran sangat hangat. Menyimak dan menulis adalah kegiatan yang apabila dipadukan akan menjadi asik. Tetapi jika dirasa sulit, maka waktu terbaik menulis resume adalah pada dini hari setelah solat subuh.

2. Resume yang baik adalah resume yang bergizi, isinya padat dengan pengetahuan, apalagi jika ditambahkan dengan referensi yang mumpuni.

3. Dalam menulis resume yang perlu kita hindari adalah mengutip seluruh bahasa narasumber. Ada baiknya kemas bahasa narasumber dengan dikembangkan oleh bahasa sendiri. 

P21
Nama : Dwi Pratiwi
Saya dari Sukabumi
Ingin bertanya untuk meramu materi menjadi resume yang menarik,  berbeda  dan dapat  menarik banyak pengunjung.

Jawab:
Dear Ibu Dwi Pratiwi yang baik hati, 
Tulisan itu perlu bumbu agar pembaca mendapat kesegaran pemikiran. Untuk itu, kita harus berusaha membumbui tulisan kita dengan statement-statement orang hebat, untuk membuat tulisan kita lebih beraroma dan lebih kuat. Ketika tulisan kita sudah berbumbu, pembaca akan selalu mencari tulisan kita. 

Dear Bapak Ibu yang baik hati, penulis masa depan yang hebat. Yang terpenting dalam menulis adalah selalu konsisten untuk menulis. Masalah kemahiran akan berjalan seiring terus berlatih dan berbenah. Yang dibutuhkan sekarang adalah pupuk untuk motivasi. Jadikan menulis sebagai jalan untuk menuju cita-cita, karena cita-cita bukanah sebuah takdir tetapi penunjuk arah menuju kesuksesan. Keep Writing semuanya. I Love You To The Moon and Back.

Senin, 12 Juli 2021

BIODATA

 




Maesaroh, M.Pd Adalah seorang guru di SMPN 1 Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Banten. Ia dilahirkan di Lebak pada tanggal 26 November 1989.  Pendidikan  pertama ditempuh di MI Al-Hidayah Cinyiru pada tahun 1996, kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 1 Cipanas. Pendidkan SMA ia tempuh di SMA Negeri 1 Cipanas, dan lulus pada tahun 2008. Setelah itu, ia melanjutkan Pendidikn S-1 di STKIP Setiabudhi Rangkasbitung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa Inggris, lulus dengan memperoleh gelar sarjana pada tahun 2013.

Kemudian kembali melanjutkan Pendidiikan Magister di Universitas Indraprasta PGRI Jakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Study Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2018, dan selesai menempuh gelar Magister Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2020.

Rincian Buku yang dibuat Penulis:

1. 10 Buku Antologi 

2. 2 Buku Kurator Jejak Pena Pengembara Aksara, dan Kisah Para Pendaki Mimpi

5. Buku Duo Litersi Digital untuk Abad 21 bersama Prof. Eko Indrajit

6. Buku Solo Trik Jitu Menjadi Penulis Milenial

7. Buku Solo Episode 1 Januari 2020 dalam Kenangan

8. Buku Solo Catatan Inspiratif

Pengalaman Mengajar :

1. Guru di SD Kristen Mardi Utomo (2009-2010)

2. Guru di SMPN 2 Lebakgedong (2009 - 2014)

3. Guru di SDN 2 Ciladaeun (2010 - 2012)

4. Guru di SMKN 1 Lebakgedong (2015 - 2017)

5. Guru di SMPN 1 Lebakgedong (2011 - Sekarang)

6. Asisten Dosen di Kampus STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)

Pengalaman Narasumber :

1. Narasumber Webinar Assesment of Product and Project for US di MGMP Wilbi 3 Kab. Lebak

2. Teacher Training and Consultancy di ProNative (Maret 2021)

3. Narasumber Kelas Menulis PGRI 

4. Narasumber Kelas Menulis WIMP MPA

5. Narasumber Kelas Guru Motivator Literasi Digital (GMLD)

Pengalaman Organisasi :

1. Ketua ELOS di STKIP Setiabudhi (2010 - 2012)

2. Pengurus MGMP Bahasa Inggris WILBI 3 di Bidang Pengembangan dan Inovasi (2017- Sekarang)

3. Pembina OSIS SMPN 1 Lebakgedong (2017-2021)

4. Kepala Pustakawan SMPN 1 Lebakgedong (2021)

5. Pembina LKIR SMPN 1 Lebakgedong (2021)

6. Ketua Pelatihan Menulis PGRI Gelombang 18 (2021)

7. Admin Grup Pelatihan Menulis Gel. 18,19,20,21,22.

8. Admin Grup Pelatihan Menulis WIMP MPA Angkatan 1

9. Admin Tim Solid Omjay Pelatihan Menulis

10. Founder Kelas Menulis Remaja Berkarya (Gelar Tikar/Tinta Karya) 

11. Founder Kelas Menulis Pucuk Diksi


Motto dalam hidupnya:  "Menulislah untuk hidup seribu tahun"

Personal Branding : Sang Blogger Milenial

Nama Pena : Maydearly

Instagram : Maydearly89

Facebook : Mamah Agam

Email : maydearly@gmail.com.

Situs blog : maydearly.blogspot.com

 


Pengenalan Gerakan Literasi Di Masa Pandemi

 


Assalamualaikum Wr.Wb.

Selamat datang Para Siswa/Siswi Baru di SMPN 1 Lebakgedong. Hari ini adalah hari kedua memasuki MPLS. Dalam benak para siswa mungkin masih bertanya, apa itu MPLS? 

MPLS adalah Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah, dimana semua siswa wajib berkenalan dengan warga sekolah termasuk apa saja yang harus di ketahui serta dipelajari di lingkungan sekolah tingkat SMP.

Dalam masa pengenalan sekolah, salah satu yang harus dipelajari adalah dunia literasi. Berbicara Mengenai Literasi menurut KBBI diartikan sebagai kemampuan untuk menulis dan membaca; serta kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup.

Sebagai seorang siswa berliterasi adalah suatu keharusan. Kecakapan dalam membaca akan menjadikan kita menjadi pribadi yang berwawasan luas dan informatif. Untuk itu, upaya sekolah dalam melejitkan budaya literasi harus didorong dengan ketersediaan bahan bacaan di Perpustakaan Sekolah.

Kegiatan literasi mempengaruhi pola pikir yang dihasilkan. Penyuluhan literasi yang dilakukan oleh pemerintah telah menembus ke dunia pendidikan. Menempatkan perpustakaan kecil di sudut ruangan (reading corner), optimalisasi perpustakaan, hingga membiasakan membaca buku non fiksi selama 15 menit. Semua kegiatan tersebut dikendalikan oleh sekolah masing-masing. Di bawah in terdapat video yang menjelaskan literasi di sekolah. Dalam video tersebut terdapat panduan menerapkan literasi di sekolah. Silahkan disimak!



Dimasa pandemi Covid-19 ini, mempersempit penerapan literasi di ruang sekolah. Namun, pemerintah dengan imbauannya menggerakan literasi digital, yaitu sebuah literasi yang dapat dilaksanakan secara daring dan virtual. 

Memasuki masa pandemi yang mengharuskan siswa melakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), seorang guru harus bisa memanfaatkan teknologi untuk mendukung tumbuh kembangnya literasi digital. Gerakan literasi digital bisa dilakukan sebelum virtual lerning dimulai dengan tahapan;
1. Guru meminta siswa menyiapkan smartphonenya untuk mencari teks bahan literasi lewat pencarian teks pada google chrome.
2. Siswa diberikan kebebasan untuk memiliki jenis bacaan yang ingin mereka baca.
3. Kegiatan Gerakan Literasi Digital (GLD) bisa berlangsung 15 menit sebelum Virtual learning dimulai.
4. Setelah kegiatan GLD dilakukan, guru bisa meminta siswa menarik kesimpulan dari bahan bacaan yang mereka baca. 

Keempat langkah tersebut sangat mudah diterapkan untuk meningkatkan budaya literasi siswa. Literasi digital akan mudah berjalan apabila didukung oleh peran serta orangtua. Untuk itu, sebagai oranngtua haruslah mendukung pola pembelajaran di masa pandemi. Namun terkadang penggunaan gawai yang lberlebihan cenderung membuat siswa belajar di luar jalur.

Yang lebih utama dari penumbuhan gerakan literasi adalah menumbuh kembangkan budaya membaca buku yang juga harus di dukung oleh orangtua serta guru. Seperti pada video di bawah ini yang menggambarkan konsep motivasi pada gerakan literasi. Silahkan disimak!




Sebagai warga sekolah yang baik, mari kita gaungkan Gerakan Literasi bersama. Membaca 15 menit sebelum materi di mulai baik membaca buku digital atau buku bacaan non digital. Buku online atau buku bacaan biasa membantu kita memperoleh informasi yang menunjang kecakapan hidup. Demikian materi tentang pengenalan gerakan literasi di masa pandemi.

Wassalamualaikum Wr.Wb.


Minggu, 04 Juli 2021

Lika Liku Perjalanan Sang Pemimpin

Siluet cahaya matahari yang berangkat dari ufuk fajar menggambarkan pagi yang begitu gentar. Hari itu Agustus 2017 sekolah kami SMPN 1 Lebakgedong  kedatangan kepala sekolah baru. Pergantian kepemimpinan di lingkar dinas pendidikan harus terjadi secara berkesinambungan untuk menciptakan pola iklim yang berani menerima perubahan.

Suasana lepas sambut yang sudah kami persiapkan dengan matang berjalan sejernih air  yang mengalir menuju muara. Rasa sedih mendekap dalam riap hati kami, merelakan kepala sekolah yang sebelumnya, untuk naik pangkat menjadi pengawas tingkat dinas. Rasa sedih berkawan dengan rasa haru mendapatkan pemimpin yang juga luarbiasa hebatnya.

Beliau adalah Bapak Raden Danu Nugraha, yang ingin saya narasikan dalam tulisan ini. Perangainya yang ramah, sifatnya yang pandai berbaur, kental menghiasi sudut sekolah. Kedekatannya dengan para guru, seakan menepis jarak antara kami. Senda gurau yang tak berbatas menciptakan bingkai cerita sebagai keluarga kedua.

Tiga tahun berselang, rangkaian episode suka dan duka mengukir samudra kenangan. Begitu banyak jejak tawa yang tak mudah di jabarkan. Pula sebuah kesedihan seperti mimpi yang berkawin dalam ilusi.

Kesedihan itu dimulai, tepatnya 1 Januari 2020, dimana sebuah bencana menerjang tempat kami mengajar. Hantaman banjir bandang membungkus tawa para warga, serta luncuran tanah longsor menimbun sekolah kami. Gambar di bawah ini adalah potret nyata dari kejadian bencana itu.



Pemandangan itu menguras rasa sedih dalam relung kami. Rasa bimbang, dan sedih menjadikan kami begitu melankolis. Kebingungan seakan menjadi tumpukan kertas yang berserak. Bingung entah harus mulai dari mana, entah dengan cara apa, membangun mental siswa kami yang mengalami traumatik healing. Sebagian dari siswa kami adalah korban bencana yang rumahnya di hantam air bah dan tertimbun longsor.

Perjalanan panjang itu dimulai. Membangun mental motivasi lebih sulit daripada membangun mental belajar. Upaya yang seakan buntu, harapan yang seakan tenggelam, mengumpulkan siswa dalam satu lingkungan benar-benar menguras tenaga dan pikiran kami. Hampir seluruh siswa kami di evakusi, dan sulit kembali pulang karena mencapai medan ekstrim.

 



Begitulah adanya medan menuju sekolah pada saat itu. Siswa kami bak sebuah kapas yang ditiup angin, mereka terbang dan berpencar menuju segala arah. Kondisi ini membuat mental kami sebagai guru menjadi sangat drop, namun kepala sekolah kami dengan penuh kesabaran dan keyakinan beliau mampu membangunkan mental kerdil kami.

Pelan tapi pasti, bergerak dan bekerja nyata segala upaya beliau kerahkan untuk membangun mental kami. Lelah kami hadapi bersama, setiap masalah kami pecahkan bersama hingga setiap cerita melahirkan solusi. Dengan mental semangat yang beliau contohkan seperti membangun pondasi keyakinan bahwa ‘Kita bisa berjalan seirama’. Ahkirnya langkah demi langkah beliau sarankan yaitu membuat kelas belajar darurat dengan menetapkan pembelajaran di titik posko masing-masing.



Gambar di atas menunjukan episode pembelajaran darurat bencana. Lelaki yang berdiri itu, ialah kepala sekolah kami yang ku panggil ia dengan Bapak Danu. Beliau laiknya motivator hebat yang membangkitkan urat nadi motivasi kami. Melangkah dengan pasti membuat rasa lelah berkawan dengan senyuman.

Tiga bulan berjelajah dengan keadaan, beliau tiada henti memberi motivasi yang membangun hasrat semangat kami. Hingga akhirnya kami dapat berdamai dengan keadaan, lelah hanyalah bumbu dan kesenangan menjadi candu.

Sejatinya pemimpin yang baik adalah yang mampu menerima segala keterbatasan dan berdamai dengan keadaan. Sebagai pemimpin dalam lingkup pendidikan, belajar tetaplah prioritas utama. Itulah faktanya bukan sebagai klise tapi dedikasi itu lekat dalam pandangan deskripsi saya terhadap sang pemimpin di sekolah kami. Ketika sekolah di kota harus menyambut pendidikan era baru dengan kecanggihan teknologi, di tempat saya, kepala sekolah kami mendaulat pendidikan era bencana. Di bawah adalah wajah pertama kami menginjak kaki di sekolah pasca bencana.



Dua bulan berlangsung proses pembelajaran itu dilaksanakan. Terjal nan berliku adalah medan yang setiap harinya harus kami sebrangi menuju sekolah. Tak ada keletihan dalam benak kami karena Bapak Kepala Sekolah kami selalu memberikan upaya serta motivasi yang baik. Agar KBM tetap berjalan, Pak Danu memberi kami solusi dengan menyediakan mobil Losbak sebagai sarana trnasportasi menuju sekolah. Meskipun sekolah harus membayar 200 ribu sehari, tapi itu tak sebanding dengan kebutuhan si anak menerima pendidikan. Di bawah ini adalah potret perjalanan menuju sekolah dengan menggunakan mobil Bak.


 


Bergelut dengan pembelajaran tanpa lingkungan yang bersih bukanlah hall yang mudah, ruang kelas yang terbatas serta meja kursi yang serta merta menjadi mumi, menjadi sorotan berbagai pihak. Hingga Ibu Bupati pun datang untuk melihat kondisi sekolah kami.



Pertemuan itu menjadi titik terang, memberi solusi  untuk pembangunan sekolah kami. Dua bulan kemudian hingga pandemi corona menimpa Negeri tercinta ini, akhirnya pembangunan itu dimulai.

Seperti sebuah pepatah yang mengatakan semua akan indah pada waktunya. Buah dari kesabaran yang tinggi, dedikasi yang tiada batas, motivasi sang pemimpin yang tiada henti, kami di hadiahi sebuah gedung yang kekar nan rupawan. Sebuah gedung yang menjulang tinggi di kaki  bukit semakin mencipta suasana yang asri nan elegan. Sedap dalam pandangan, sejuk dalam perasaan.



Seandainya pandemi tidak berkawan dengan dunia, maka di gedung itu akan tercipta riak suara yan berbalas indah. Hening takan memeluk sang gedung, dan hiruk pikuk akan di kemas dalam setiap beranda siang. Semoga segala duka cepat berlalu.

Terimakasih sang pemimpin, kebaikanmu mendekap memori yang tiada henti akan aku utarakan sampai ujung Indonesia. 



         Maydearly89

Lebak, 6 Juni 2021

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...