Minggu, 04 Juli 2021

Lika Liku Perjalanan Sang Pemimpin

Siluet cahaya matahari yang berangkat dari ufuk fajar menggambarkan pagi yang begitu gentar. Hari itu Agustus 2017 sekolah kami SMPN 1 Lebakgedong  kedatangan kepala sekolah baru. Pergantian kepemimpinan di lingkar dinas pendidikan harus terjadi secara berkesinambungan untuk menciptakan pola iklim yang berani menerima perubahan.

Suasana lepas sambut yang sudah kami persiapkan dengan matang berjalan sejernih air  yang mengalir menuju muara. Rasa sedih mendekap dalam riap hati kami, merelakan kepala sekolah yang sebelumnya, untuk naik pangkat menjadi pengawas tingkat dinas. Rasa sedih berkawan dengan rasa haru mendapatkan pemimpin yang juga luarbiasa hebatnya.

Beliau adalah Bapak Raden Danu Nugraha, yang ingin saya narasikan dalam tulisan ini. Perangainya yang ramah, sifatnya yang pandai berbaur, kental menghiasi sudut sekolah. Kedekatannya dengan para guru, seakan menepis jarak antara kami. Senda gurau yang tak berbatas menciptakan bingkai cerita sebagai keluarga kedua.

Tiga tahun berselang, rangkaian episode suka dan duka mengukir samudra kenangan. Begitu banyak jejak tawa yang tak mudah di jabarkan. Pula sebuah kesedihan seperti mimpi yang berkawin dalam ilusi.

Kesedihan itu dimulai, tepatnya 1 Januari 2020, dimana sebuah bencana menerjang tempat kami mengajar. Hantaman banjir bandang membungkus tawa para warga, serta luncuran tanah longsor menimbun sekolah kami. Gambar di bawah ini adalah potret nyata dari kejadian bencana itu.



Pemandangan itu menguras rasa sedih dalam relung kami. Rasa bimbang, dan sedih menjadikan kami begitu melankolis. Kebingungan seakan menjadi tumpukan kertas yang berserak. Bingung entah harus mulai dari mana, entah dengan cara apa, membangun mental siswa kami yang mengalami traumatik healing. Sebagian dari siswa kami adalah korban bencana yang rumahnya di hantam air bah dan tertimbun longsor.

Perjalanan panjang itu dimulai. Membangun mental motivasi lebih sulit daripada membangun mental belajar. Upaya yang seakan buntu, harapan yang seakan tenggelam, mengumpulkan siswa dalam satu lingkungan benar-benar menguras tenaga dan pikiran kami. Hampir seluruh siswa kami di evakusi, dan sulit kembali pulang karena mencapai medan ekstrim.

 



Begitulah adanya medan menuju sekolah pada saat itu. Siswa kami bak sebuah kapas yang ditiup angin, mereka terbang dan berpencar menuju segala arah. Kondisi ini membuat mental kami sebagai guru menjadi sangat drop, namun kepala sekolah kami dengan penuh kesabaran dan keyakinan beliau mampu membangunkan mental kerdil kami.

Pelan tapi pasti, bergerak dan bekerja nyata segala upaya beliau kerahkan untuk membangun mental kami. Lelah kami hadapi bersama, setiap masalah kami pecahkan bersama hingga setiap cerita melahirkan solusi. Dengan mental semangat yang beliau contohkan seperti membangun pondasi keyakinan bahwa ‘Kita bisa berjalan seirama’. Ahkirnya langkah demi langkah beliau sarankan yaitu membuat kelas belajar darurat dengan menetapkan pembelajaran di titik posko masing-masing.



Gambar di atas menunjukan episode pembelajaran darurat bencana. Lelaki yang berdiri itu, ialah kepala sekolah kami yang ku panggil ia dengan Bapak Danu. Beliau laiknya motivator hebat yang membangkitkan urat nadi motivasi kami. Melangkah dengan pasti membuat rasa lelah berkawan dengan senyuman.

Tiga bulan berjelajah dengan keadaan, beliau tiada henti memberi motivasi yang membangun hasrat semangat kami. Hingga akhirnya kami dapat berdamai dengan keadaan, lelah hanyalah bumbu dan kesenangan menjadi candu.

Sejatinya pemimpin yang baik adalah yang mampu menerima segala keterbatasan dan berdamai dengan keadaan. Sebagai pemimpin dalam lingkup pendidikan, belajar tetaplah prioritas utama. Itulah faktanya bukan sebagai klise tapi dedikasi itu lekat dalam pandangan deskripsi saya terhadap sang pemimpin di sekolah kami. Ketika sekolah di kota harus menyambut pendidikan era baru dengan kecanggihan teknologi, di tempat saya, kepala sekolah kami mendaulat pendidikan era bencana. Di bawah adalah wajah pertama kami menginjak kaki di sekolah pasca bencana.



Dua bulan berlangsung proses pembelajaran itu dilaksanakan. Terjal nan berliku adalah medan yang setiap harinya harus kami sebrangi menuju sekolah. Tak ada keletihan dalam benak kami karena Bapak Kepala Sekolah kami selalu memberikan upaya serta motivasi yang baik. Agar KBM tetap berjalan, Pak Danu memberi kami solusi dengan menyediakan mobil Losbak sebagai sarana trnasportasi menuju sekolah. Meskipun sekolah harus membayar 200 ribu sehari, tapi itu tak sebanding dengan kebutuhan si anak menerima pendidikan. Di bawah ini adalah potret perjalanan menuju sekolah dengan menggunakan mobil Bak.


 


Bergelut dengan pembelajaran tanpa lingkungan yang bersih bukanlah hall yang mudah, ruang kelas yang terbatas serta meja kursi yang serta merta menjadi mumi, menjadi sorotan berbagai pihak. Hingga Ibu Bupati pun datang untuk melihat kondisi sekolah kami.



Pertemuan itu menjadi titik terang, memberi solusi  untuk pembangunan sekolah kami. Dua bulan kemudian hingga pandemi corona menimpa Negeri tercinta ini, akhirnya pembangunan itu dimulai.

Seperti sebuah pepatah yang mengatakan semua akan indah pada waktunya. Buah dari kesabaran yang tinggi, dedikasi yang tiada batas, motivasi sang pemimpin yang tiada henti, kami di hadiahi sebuah gedung yang kekar nan rupawan. Sebuah gedung yang menjulang tinggi di kaki  bukit semakin mencipta suasana yang asri nan elegan. Sedap dalam pandangan, sejuk dalam perasaan.



Seandainya pandemi tidak berkawan dengan dunia, maka di gedung itu akan tercipta riak suara yan berbalas indah. Hening takan memeluk sang gedung, dan hiruk pikuk akan di kemas dalam setiap beranda siang. Semoga segala duka cepat berlalu.

Terimakasih sang pemimpin, kebaikanmu mendekap memori yang tiada henti akan aku utarakan sampai ujung Indonesia. 



         Maydearly89

Lebak, 6 Juni 2021

2 komentar:

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...