Kamis, 15 Juli 2021

Literasi Media Sosial



Literasi media sosial merupakan salah satu bentuk khusus literasi informasi secara umum. Literasi media sosial merupakan turunan dari literasi media, yang merupaka turunan dari literasi informasi. Seseorang yang terlatih dalam mengaplikasikan sumber  informasi dalam menyelesaikan pekerjaan mereka, dapat disebut melek informasi.

Literasi media sosial sendiri dapat berarti keterampilan seseorang dalam mencari, memilah, dan mengaplikasikan sumber informasi di media sosial. Orang yang melek informasi di media sosial akan menjadi orang yang kritis ketika mendapati informasi hoaks. Masyarakat yang melek informasi di media sosial akan sulit diadu domba karena kepentingan tertentu.

Menurut Stacey Goodman (2014) literasi media sosia dijabarkan dalam empat konsep.

1.    Seluruh media pesan dikontruksi

Di media sosial banyak orang mengunggah gambar dengan tulisan (meme). Tulisan pada gambar tersebut merupakan perintah untuk kita dalam menerjemahkan gambar tersebut. Hal ini merupakan salah satu contoh bahwa pesan di media sosial merupakan sesuatu yang dapat dikontruksi. Tidak jarang beberapa informasi hanya diberikan setengah, sehingga memberikan ambiguitas persepsi.

2.     Pesan media membentuk persepsi kita akan suatu realita

Contoh paling dekat dalam kasus ini adalah penggunaan media sosial pada saat pemilihan presiden 2019 lalu. Media sosial berperan besar dalam membentuk opini masyarakat terkait kedua kandidat presiden. Tak jarang suatu kejadian menjadi pusat perhatian masyarakat karena pada awalnya informasi tersebut dibagikan di media sosial dan kemudian menjadi viral.

3.    Berbeda audiens berbeda pula cara memahami pesan yang sama

Salah satu fitur yang banyak digunakan di media sosial adalah “share”. Fitur ini memungkinkan pengguna berbagi suatu informasi kepada pengguna lain. Mereka mungkin lupa bahwa tidak semua pengguna memiliki pengetahuan mengenai berita yang kita bagi. Hal ini dapat menyebabkan penafsiran ganda, sehingga memicu adanya konflik.

4.    Pesan media memiliki dampak komersial

tak jarang ketika akan mengunduh suatu informasi pengguna diminta memasukkan akun media sosial atau email. Hal ini terlihat sepele tetapi sebenarnya informasi data diri dapat diperjualbelikan.


Konsep literasi media sosial di atas memberikan gambaran bahwa media sosial sangatlah berperan dalam membentuk opini seseorang. Besarnya dampak media sosial tersebut membuat seseorang harus mampu memilah dan memilih informasi mana yang merupakan fakta dan mana yang merupakan opini. Rheingold (Crook, 2012) mendiskusikan ada empat cara untuk dapat meliterasi media sosial:

1.    Perhatian

Kemampuan untuk mengidentifikasi ketika dibutuhkan fokus perhatian dan mengenali ketika multitasking bermanfaat. Perhatian dapat dicapai dengan memahami bagaimana pemikiran orang. Akan sulit untuk memfokuskan perhatian karena pikiran kita cenderung berjalan acak.

2.    Partisipasi

Mengetahui kapan dan bagaimana partisipasi merupakan hal penting. Partisipasi memberikan pengguna pengalaman berbeda saat menjadi produktif. Partisipasi dalam media sosial dibedakan menjadi dua yaitu netizen aktif dan netizen pasif. Netizen aktif merupakan pengguna media sosial yang ikut memberikan post di media sosial. sedangkan pengguna pasif merupakan pengguna media sosial yang hanya membaca lini masa media sosial tanpa memberikan posting-an.

3.    Kolaborasi

Pengguna dapat mencapai lebih dengan bekerja sama dibandingkan dengan bekerja sendirian. Melalui kolaborasi, redudansi dapat dihilangkan dan pekerjaan dapat didistribusikan. Adanya kolaborasi memungkinkan masyarakat berbagi sumber daya dan membangun ide lain.

4.    Kesadaran jaringan

Jaringan sosial saat ini diperluas dengan adanya teknologi. Saat ini masyarakat dapat menjadi anggota dari Whatsapp group, Newsgroup, Komunitas Virtual, Situs Gossip, forum dan organisasi lainnya. Pemahaman mengenai sosial dan jaringan teknis.


Pemakaian media sosial haruslah secara kritis agar menarik evaluasi tentang apa dan siapa yang dapat dipercayai. Sebelum mempercayai, mengkomunikasikan, atau menggunakan apa yang ditulis oleh orang lain, ada baiknya melakukan identifikasi. Cek klaim yang terdapat dalam informasi tersebut, lihatlah latar belakang penulis, sumber daya dan keakuratannya

17 komentar:

  1. Biasanya, jika isinya kontra dan hangat, konten dibagikan berkali-kali tanpa saring, apalagi analisis segala macam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Betul Suhu, terimakasih materi tambahannya yang wajib saya tambahkan.

      Hapus
  2. Terima kasih informasinya. Satu lagi literasi media. Semoga dapat mempraktekkan empat cara meliterasi sosial media.

    BalasHapus
  3. Asyik sekali membaca tulisan berisi ilmiah semacam ini. Menambah wawasan dan pengetahuan tentu saja. Sekadar saran saja, tulisan bagusnya warna putih saja. Soalnya, background sudah hijau. Antara hitam dan hijau terasa kurang cocok. Tapi ini penilaian saya, orang lain boleh beda.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah benar sekali masukannya Suhu. Apalagi untuk tulisan berjenre ilmiah ya, polos lebih baik.

      Hapus
  4. Hatur nuhun ibu infonya sangat bermanfaat...

    BalasHapus
  5. Maraknya penggunaan media sosial memang kadang membuat berita hoax mudah tersebar. Litersi media sosial memang diperlukan untuk para pengguna agar tidak mudah share berita2 hoax. Terimakasih bunda sudah membagikan ilmu yang bermanfaat.

    BalasHapus
  6. Tulisan yang informatif dan menginspirasi. Aku padamu Bu May..

    BalasHapus
  7. Luar biasa. Artikel yang sangat bermanfaat. Keren Neng May..

    BalasHapus
  8. Nah, ini nasihat yang berharga seputar penggunaan media sosial. Meskipun gratis dan pendaftarannya mudah, tetapi tidak boleh sembarang pakai.

    BalasHapus
  9. New knowledge for me. Thank you siist

    BalasHapus
  10. Waw, menarik. Betapa luasnya makna dari literasi sampai sampai ada turunannya ya. Hehe

    BalasHapus
  11. Betul sekali yang dikatakan oleh anda. Saya sendiri pernah beberapa kali mlakuan shar info yang saya sendiri tidak tahu kebenarannya. Yang saya pikirkan saat itu hanyalah nilai kemanfaatan dari informasi tadi.

    BalasHapus

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...