Sumber:
http://news.unair.ac.id/2018/02/19/menakar-potensi-intelektualitas-generasi-millenial-indonesia/
Tulisan ini dibuat untuk menjawab pertanyaan salah satu peserta beajar menulis gelombang 20. Sebuah pertanyaan yang menggugah selera menulis saya, karena secara tidak langsung, saya melabeli diri saya sebagai Sang Bloger Milenial.
Pertnyaannya adalah:
"Bilakah seseorang dikatakan Sang Blogger Milenial?
Karena saya lahir pada abad milenial, maka saya pertegas diri saya sebagai pengguna Teknologi di era milenial. Berikut narasi yang saya paparkan tentang generasi milenial.
Berbicara mengenai generasi Y, seketika diingatkan dengan bahasan
paling populer pada abad ini. Millenial generation disandangkan sebagai
sebutan untuk generasi Y. Generasi millenial merupakan istilah yang paling
akrab di telinga kita belakangan ini. Istilah
tersebut berasal dari millenials yang diciptakan oleh dua pakar sejarah
dan penulis Amerika yaitu : William Strauss dan Neil Howe dalam beberapa
bukunya.
Dikutip dari https://setkab.go.id/peran-generasi-milenial-bagi-nkri-2/ menyebutkan bahwa menurut para pakar, generasi ini diduduki oleh
mereka yang lahir pada tahun 1980-1990, atau pada awal 2000 dan seterusnya.
Secara harfiah memang tidak ada demografi khusus dalam menentukan kelompok
generasi yang satu ini.
Penulis Elwood Carlson
menyebutkan dalam bukunya The Lucky
Few : Between the Greatest Generation and the Baby Boom yang terbit di
tahun 2008, mendefinisikan bahwa Millenial lahir di antara tahun
1983-2001 berdasarkan lonjakan kelahiran setelah tahun 1983 dan berakhir dengan
perubahan politik dan sosial yang terjadi setelah peristiwa 11 September. Pada
tahun 2016, lembaga U.S Pirg mendefinisikan Millenial sebagai orang yang
lahir antara tahun 1983 dan 2000.
Dunia saat ini sudah move on memasuki era millennials.
Era ini digambarkan sebagai periode waktu di mana teknologi berkembang dengan
pesat dan menjadi sebuah gaya hidup bagi generasi di dalamnya. Generasi millennials menjadi
sebutan bagi orang yang lahir sekitar tahun 1980 hingga 1999. Artinya,
masyarakat yang kini berusia 18-35 tahun diklasifikasikan sebagai kaum millennials.
Seperti yang kita ketahui kaum millenial merupakan kaum yang paling
akrab dengan gawai. Mereka lebih sering memainkan gadget 7-8 jam sehari. Para
milenials ini lebih mirip dengan generasi yang berwawasan sipil dengan empati
yang kuat terhadap komunitas lokal dan global. Menurut William Strauss dan Neil Howe, para millenials ini memiliki
tujuh karakter khusus seperti; Spesial, terlindungi, percaya diri, berwawasan
kelompok,konvensional, tahan tekanan dan mengejar pencapaian.
Di “Zaman Now” peran generasi
millenial sangatlah diharapkan, untuk menjadi agen perubahan ( Agent of Change ).
Mengingat ide idenya yang selalu segar, pemikirannya yang kreatif dan inovatif
yang diyakini akan mampu mendorong terjadinya transformasi dunia ini ke arah
yang lebih baik lagi, melalui perubahan dan pengembangan.
Dalam buku Parenting 4.0 karya
Aam Nurhasanah, disebutkan bahwa generasi millenials tidak melulu mengejar
harta, tetapi millenials lebih mengejar solidaritas, kenahagiaan bersama, dan
eksistensi diri agar dihargai secara sosial. Selain mengalami transisi dari
segala hal yang bersifat analog ke digital, generasi millenial ini tumbuh
seiring dengan matangnya nilai-nilai persamaan dan hak asasi manusia sehingga
mempengaruhi pembawaan mereka yang bisa dinilai lebih demokratis.
Meski generasi millenial ini lebih
sering hadir dengan gaya trendi, terkesan hedonis, tetapi mereka
digadang-gadang tengah memberi banyak pengaruh baik untuk masa depan bangsa.
Para milenials lebih jeli dalam melihat peluang, terutama bisnis dengan konsep
yang lebih inovatif. Contoh yang paling nyata adalah keberhasilan starup
unicorn milik salah seorang milenial Indonesia, yakni Bukalapak.
Dari paparan diatas, tampak jelas
bahwa sebagian besar milenialis berhasil memanfaatkan teknologi dan merubahnya
dari cara konvensional menuju inovatif.
Generasi ini perlu dipantau pergerakannya dalam budaya literasi digital. Mereka sangat mahir dalam teknologi dan insfrastruktur
yang ada serta memiliki banyak peluang untuk bisa berada jauh di depan,
dibandingkan generasi sebelumnya. Selain itu, mampu dan berusaha menjadi bijak
terutama dalam menggunakan media sosial.
Menurut
Data BPS ( Biro Pusat Statistik ) tahun 2018 mencatat, bahwa populasi generasi
millenial adalah sekitar 90 juta orang. Kajian menyebut, rata-rata fokus
perhatian dari generasi millenial hanya sekitar 12 detik. Bahkan untuk
generasi Z (Pasca Millenial ) bisa hanya sekitar 8 detik.
Terima kasih bunda untuk ilmunya, barakallah 🙏😍
BalasHapusTerimakasih pencerahannya Bu. Millenial atau milenium ya Bu
BalasHapusGenerasi milenial atau Generation Y menurut penelitian oleh PEW Research Center digolongkan lagi menjadi Old Millenials (lahir antara 1981-1989) dan younger Millenials (lahir antara 1990-1996). Generasi ini juga menandai perkembangan yang signifikan dalam Dunia Religius (keagamaan).
BalasHapusSelalu bahagia bisa menambah ilmu. Ms. May memang da'best kalo kata generasi Z.
Terima kasih ilmunya bu May...
BalasHapusscr tidak langsung, teknologi berimbas thd pola hidup dan cara berpikir manusia pada zamannya.
BalasHapusSenangnya menjadi generasi milinial,bisa menjadikan media diginal yg lebih mudah dan praktis dalam berliterasi didalamnya,...sy harus bisa lebih banyak belajar lagi...salam literasi
BalasHapusJangan ragu dan malu untuk belajar dg milenial, karena ilmunya selalu terdepan
BalasHapusTerima kasih ilmunya.
BalasHapusBgus skli ulasannya.
Memang banyak sekali sebutan generasi masa kini. Generasi milenial, generasi Y, Z, Alfa dst. Apa pun sebutannya, semoga kita bisa menjalankan peran sebagai guru pun orang tua dalam menghadapi berbagai generasi tersebut.
BalasHapusTerima kasih Bu Mae atas ilmunya