Selasa, 06 April 2021

Mengulik Cerita Motivasi Berprestasi by Aam Nurhasanah




Malam yang tenang dengan segala hening nya, kali ini saya sangat bersemangat sekali mengulas sebuah resume setelah resume pertama saya di lihat sebanyak 180 viewers dan 45 komentar, tersanjung rasanya bagi pemula seperti saya. Kali ini cuplikan nya sangat menarik karena saya nyempil di pertemuan ke 27 Public Speakig. Narasumber hari ini adalah inspirator muda yang berasal dari Lebak Banten. Bangga rasanya menjadi masyarakat Banten yang kaya akan seni dan budaya nya. Narasumber kali ini adalah ibu Aam Nurhasanah yang amat familiar bagi saya, beliau adalah senior  saya yang juga menarik saya kedalam dunia literasi. Bu Aam Nurhasanah adalah seorang Kepala Sekolah SMPS Matlaul Hidayah Cipanas Lebak Banten. Betapa asyik nya pelatihan malam ini karena disajikan di ruangan maya berupa zoom aplication. Pelatihan kali ini terasa sangat hidup sekali dimana satu sama lain saling tegur sapa. Tak mengenal tapi terasa dekat seperti hal nya soundtrack  film ikatan cinta “jauh dimata tetapi dekat di do’a” hehe.

Dengan hangat nya Ibu Aam Nurhasanah menyapa para peserta, ada yang beliau kenal kan salah satu peserta bernama Bunda Maria, sosok inspiratif yang sudah bisa menerbitkan buku ke penerbit Mayor, sungguh luarbiasa Bunda Maria. Semakin  sering nimbrung semakin luas sumber pengetahuan. Di tengah riak perbincangan, akhirnya Om Jay pun muncul menyapa seluruh peserta beliau sekilas bercerita tentang sajian makan malam yang sederhana namun nikmat, sungguh luarbiasa banyak orang-orang yang bersyukur di dalam grup ini.

Tiga puluh menit berlalu waktu ditelan celotehan hangat, akhinya Om Jay pun membuka pelatihan malam ini dengan membahas materi webinar Motivasi Berprestasi yang akan di bahas sang narasumber Bu Aam Nurhasanah. Dengan penuh sahaja bu Aam membuka materi dengan datar dan sederhana namun sangat menggemaskan. Sebelum memaparkan materinya bu Aam mengajak semua peserta untuk memanjatkan do’a bersama mengenang musibah di NTT. Selanjutnya ia menceritakan jejak pengalaman nya mengikuti grup menulis yang di naungi Om Jay. Dengan lugas bu Aam menjelaskan menulis itu dari hati, lakukan setiap hari hingga kita merasakan tanpa menulis hari-hari menjadi seperti sayur tanpa garam.

Kiat Motivasi Berprestasi

Ø  Berusaha menulis dari hati dengan mengekpresikan ide-ide berserak

Ø  Taklukan rasa malas ketika hendak menulis, PD saja ketika menulis

Ø  Latihlah kemampuan menulis kita dengan menulis setiap hari

Ø  Ikutlah challage menulis di setiap kesempatan

Ø  Jangan kecewa ketika belum menang atau gagal, tetap semangat insyaallah tulisan kita menemukan takdir nya.

Ø  Menulis lah untuk berbagi dan menginspirasi negeri

Menulislah minimal satu lembar sehari, dalam satu bulan kita akan memiliki 30 lembar apalagi jika di kumpulkan dalam setahun  maka kita akan memiliki banyak buku” pungkas nya dengan riang. Dengan bahasa yang sederhana dan mudah di cerna beliau dengan sahaja bercerita bahwa karena sebuah keulatan yang konsisten dan continue, akhirnya ia memberikan diri mengikuti lomba bloger hingga bisa meraih juara 1 lomba blog tingkat nasional. Kemudian beliau pun menjelaskan tips menjadi juara blog.

Ada 6 Tips Menjadi Juara Blog

1.    1.   Banyak membaca

2.     2.  Sering Blog Walking (kunjungi blog teman masing-masing pelajari dan berikan komentar)

3.     3.  Aktif di komunitas menulis

4.      4. Belajar mengedit sebelum memposting untuk menghindari typo (salah ketik)

5.      5. Ikut lomba blog

6.      6. Terus mengasah diri dengan belajar sepanjang hayat

Setelah mempresentasikan power point nya, bu Aam pun mengajak para peserta untuk saling tanya jawab agar pertemuan ini menjadi lebih hidup. Tanpa sungkan dan ragu bu Aam pun berbinvang dengan Bunda Maria sharing tentang pengalaman menulis, hingga sampai pada simpulan “menulis lah apa yang kita suka”.

Dalam perbincangan yang saling bersahutan bu Aam pun mengajak peserta membedah kumpulan buku karya nya, baik berupa buku antologi atau pun buku solo. Beliau menutur kan sudah membuat karya pena sebanyak 15 buku (antologi dan solo) sangat inspiratif sekali. Pertanyaan pun datang dari bunda mimi yang menyatakan semangat sudah kendor dan belum lulus dari gelombang 16, bu Aam pun dengan sigap memberian semangat. Sebagai sosok motivator bu Aam memberikan petuah;

‘Menulislah agar hidup berwarna

Menulislah agar hidup bermakna

Menulislah hari ini agar engkau di kenal esok hari’

Di akhir pemaparan bunda adel ini berbagi pengalaman kepada para peserta untuk mendonload aplikasi google blogger di play store. Ramai sekali tetapi bukan seperti ramai di pasar melainkan ramai seperti di meja rapat asyik sekali hehe, banyak ilmu yang dibagikan mengenai dunia bloger. 

Dan tulisan ini pun terpaksa harus di akhiri sebelum zoom meeting nya berakhir karena laptop yang sudah lowbat dan fokus menulis yang sedari awal sudah terbagi antara menyimak dan mengikuti Pelatihan Buku Ber-ISBN di grup sebelah. 

Salam Pena Milenial

Maydearly89


Maesaroh, M.Pd

Lebak, 6 April 2021

15 komentar:

  1. Balasan
    1. Terimakasih sang Founder handal, ajari saya agar terlatih menulis

      Hapus
  2. Mantapp.. Luar biasaa.. Itu yang semangatnya kendor namanya Min Hermina. Bukan Mimi. Hehehe. Mantappp Bu May

    BalasHapus
  3. Terimakasih bun resumenya, serasa ikutan langsung. Tdi bentrok zoomnya jdi gak bisa hadir.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Bu Hasanah perangkai kata yang tiada ujung nya, begitu luar biasa👍

      Hapus
  4. Balasan
    1. Terimakasih bu Hanifah, sungguh luarbiasa ibu.

      Hapus
  5. Balasan
    1. Terimakasih bu Dewi terimakasih jempol nya😀

      Hapus
  6. Waaah mantap bu mae..td sya sempat ngikutin cuman setengah jalan....kepental di zoom....terhambat jaringan di yuotube..hehhe....
    terimakasih share nya..🙏😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih bu Elisa selalu mampir di blog saya. Bersyukur dapat sahabat pena yang luar biasa😍

      Hapus
  7. Bagus resumenya sepertinya ibuk mengikuti jejak buk Aam

    BalasHapus

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...