Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu aku temukan puisi memancar mancar dari matamu, masuk ke dalam tubuhku. Seperti yang kau duga pada akhirnya aku tahu puisi tak pernah punya rupa. Ia rasa yang menggenang, meluap di jemari kenangan. Kenangan bernama engkau." - Helvy Tiana Rosa
Dengan tengadah kepada sang Pemilik Maha karsa, ku ucap syukur atas segala karunia yang tercurah limpah. Rasa syukur pula sebagai gelombang penghambaan yang senantiasa dipanjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Shalawat beserta salam, senantiasa tercurah kepada Baginda tercinta yakni Nabi Muhammad SAW.
Keberuntungan terbaik adalah mendapatkan pengalaman, kesempatan, serta penghargaan yang diberikan oleh orang lain. Memiliki kesempatan untuk menggoreskan pena dalam buku ini, merupakan keberuntungan yang sebelumnya tak pernah mampir di labirin ingatan.
Penuh kagum layak saya Idghom kan sebagai bentuk penghargaan tertinggi dari sanubari atas lahirnya sebuah karya Tarian Aksara Penuh Makna. Bilur-bilur kata tertata menjadi sekumpulan bait yang penuh senandika. Geguritan ini adalah irama yang mampu menggugah rasa di pucuk Padma. Pula, buku ini lahir dengan arupa makna sebagai ke-khasan yang berpadu dan saling merestu.
Dalam buku ini disajikan lebih dari 80 judul puisi yang ditulis oleh 21 penulis luarbiasa. Masing-masing puisi menjadi etalase yang patut disinggahi. Setiap puisi ditulis dengan apik dan padat makna sehingga membuat liar sang bola mata, menatap, merapal dengan rasa pesta pora.
Kemudian, izinkan saya memenggal satu judul dari cuplikan kumpulan puisi ini.
Inilah aku hanya ingin menulis puisi
Karena puisi adalah inspirasi
Datang dari hati untuk dinikmati
Untaian kata indah dalam irama dan diksi
Aku ingin berpuisi dan menghibur diri
Menikmati bait-bait puisi
Yang penuh kalimat memikat
Hingga sampai aku terjerat
Aku hanya ingin merangkai kata
Walau tidak seindah syair pujangga
Aku merasa bahagia dan bangga
Dengan puisi aku bisa berkarya
Dari larik puisi tersebut, suasana hati penulis dapat tergambar. Nampak sederhana namun padat makna, sehingga pembaca memahami tanpa terbebani.
Selamat dan sukses atas terbitnya buku ini. Satukan rasa untuk terus berkarya agar buah pena ini mampu mengembara ke seantero dunia. Sebagai penutup, rasa bahagia ini akan saya laras kan dalam bait puisi.
Rasa kagum mengembara dari pelataran logika
Merapal makna dari setiap bait yang menggebu, penuh candu
Izinkan aku menggedor ribuan rasa
Menerbangkan segala lara dengan arupa pesona
Dan aku berkawan dengan gembira yang jumawa
Hingga semesta bertanya, apa gerangan yang membuatmu gembira?
Jawabku "Satu Karya Indah dari Para Penulis Nusantara".
Maesaroh, M.Pd
Guru, Penulis Buku, Blogger, dan Trainer.