Kamis, 25 Maret 2021

Temaram dengan segala Kejutan

Setelah sekian minggu tidak nge-blog, malam ini rasanya kepala ingin berkeliling dengan segala tumpahan kata. Sejatinya melampiaskan segala kesah dan gulana atas segala tagihan pekerjaan yang tak kunjung usai. 

Dalam temaram yang menyambut malam, seketika adzan berkumandang menopang semangat bertasbih dan bertadabur. Temaram  yang gulita menghantarkan banyak cerita sebagai penutup senja. Di awali dengan pemandangan yang menggelitik karena seekor baby frog masuk kedalam rumah. Kedua pemuda kecil ku menjerit geli “Mama ada kodok masuk kedalam rumah, cepat buang mah”. Teriak mereka. Seketika aku pun terperangah dari sejadah melihat keadaan yang mereka sebut kan. “Wow thats amazing guest” bisiku dalam hati. Dengan semangat 45 segera ku ambil sapu untuk memukul sang melata itu, namun dengan lihai si babi kodok itu melompat dari satu sudut ke sudut lain, 1..plak, 2.. plak, wew senjata injuk ku ternyata tak mempan. Semakin aku pukul si kodok semakin enerjik, bokong nya seperti bergoyang sambil melompat seolah menghina ketidakberdayaan ku. Aku kejar terus dengan gerakan tangan sedikit ‘njelimet’ karena masih memakai mukena. Seperti main kucing kucingan, semakin di kejar semakin menjauh. Ibarat cinta bertepuk sebelah tangan ahahahahahaha. Argh dasar si kodok! Emosi mulai memuncak, karena ia sangat lihai melompat. Hingga akhir nya aku tanggal kan mukena untuk meraih mu, hey kodok usil! Semakin gesit mengejar semakin cerdik si kodok berkelakar. Merasa diri sudah mengeluarkan jurus paling jitu untuk memukul si kodok, ternyata si kodok itu berhasil bersembunyi di bawah lemari kamar. Rasanya seperti kehabisan tenaga gegara permainan sore ini. Dan pada akhirnya  aku biarkan ia menginap semalam di bawah lemari ku. Meski hati sedikit risih, fikir ku tak apa karena bersedekah itu tak hanya kepada manusia, hewan pun ingin di sedekahi, salah satu nya tidur di bawah lemari ku hihihi.

Seusai kejar-kejaran aku pun pasrah dan kembali pada sejadah, menengadah doa agar kehidupan esok lebih baik dengan segala kemurahan rezeki dan kebaikan- Nya. Semenit kemudian dering handphone berbunyi meng isyaratkan sebuah pesan datang. Ku tengok ternyata pesan itu dari lelaki yang paling aku cintai atas segala lelah dan pengorbanan nya. “mah, ayah gak bisa pulang karena jaringan wifi belum stabil, izin menginap yak” tulis nya penuh harap “iya sayang, selesaikan pekerjaan nya sampai tuntas” jawab ku tegas dengan  emot penuh cinta. Seromantis itu? Oh iya dong meski sudah memiliki dua  anak dan usia pernikahan sepuluh tahun, alhamdulilah selalu romantis hehe. Tetapi akan beda cerita jika kalimat dari pesan suami di ceritakan kembali pada teman-teman dekat, seketika mereka akan mem-bully hebat kalimat tersebut “Hayooo itu mah cuma alesan, pastinya izin nginep nya karena cari perawan atau janda hahaha” (kata-kata yang terbesit dalam hati). Itulah sebab nya tidak setiap cerita bisa di ceritakan pada orang lain karena akan menimbulkan kontra persepsi. Terkadang hal sepele menjadi luarbiasa dari cerita orang lain setuju kan? Jadi pandai lah kita dalam menyikapi setiap keadaan.

Malam itu aku isi dengan  segudang pekerjaan, aku buka laptop  dan mengetik sampai pundak terasa pegal. Terasa sedikit ngantuk dan ku tengok jam bergerak meuju angka sebelas. Akhirnya aku tutup laptop dan pergi tidur. Seperti biasa alarm selalu di seting pada pukul 03.00 fajar, pada jam ini biasanya aku terbangun mengambil wudhu dan bertahajud. Bukan hanya karena mengejar sunnah, tapi duduk termenung di waktu fajar seperti menciptakan dimensi kedamaian. Sunyi yang begitu gulita mengajarkan arti kesendirian seperti mengingat kematian. Sendiri  dalam gelap, dingin dalam pekat.

Namun berbeda dengan cerita malam itu gegara si kodok menginap di bawah lemari, tidur ku pun terusik. Pada pertengahan malam menuju tidur yang nyenyak tiba-tiba badan ini menggelitik geli, aku pasrah karena hati berfikir mungkin ini hanya mimpi badan seperti ada yang menggelitiki. Dan tetiba aku terperanjat rambut ikal ku ada yang menoyak-ngoyak, aku baru sadar ternyata malam itu tidur bersama kodok hahahahaha. Dasar kodooook! Malam itu pun aku semakin geram. Ku nyalakan lampu kamar, ku tutup pintu nya dan aku kejar si kodok sampai payah. Plaaaaaaakk pukulan jitu di pertengahan malam. Akhirnya dengan rasa bahagia aku dapat menaklukan kodok itu. Aku pukul terus hingga mati. Niat hati enggan membunuh, tapi tamu yang satu ini gak tau diri, di kasih hati minta jantung. Lalu ku buka pintu dapur dan aku lempar kan dengan  rasa puas seperti menghempaskan masa lalu yang buruk uhuhuhu.

In the end dari cerita si kodok, aku tak bisa melewati malam ku dengan kembali tidur. Badan ini pun  tergerak untuk berwudhu dan bertahajud. Mungkin kalau bukan karena si kodok aku akan melewatkan malam panjang ku tanpa doa. Karena fisik yang lelah pasti membuat tidur nyenyak. Itulah sebab nya si kodok mengganggu tidur ku untuk mengingatkan aku pada Rab-Ku. Dan sejatinya setiap kejadian selalu ada hikmah nya.

Salam Pena Milenial

Maydearly89

Lebak, 25 Maret 2021.

 

 

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kata Pengantar Buku Tarian Aksara Penuh Makna

Dahulu aku sering bertanya sendiri; kalau puisi itu berwujud, akan seperti apakah dia? Matahari? Bulan? Bintang? Gunung? Laut? Bertahun lalu...