Setelah sekian minggu tidak nge-blog, malam ini rasanya kepala ingin berkeliling dengan segala tumpahan kata. Sejatinya melampiaskan segala kesah dan gulana atas segala tagihan pekerjaan yang tak kunjung usai.
Dalam
temaram yang menyambut malam, seketika adzan berkumandang menopang semangat
bertasbih dan bertadabur. Temaram yang gulita menghantarkan banyak cerita sebagai
penutup senja. Di awali dengan pemandangan yang menggelitik karena seekor baby
frog masuk kedalam rumah. Kedua pemuda kecil ku menjerit geli “Mama ada
kodok masuk kedalam rumah, cepat buang mah”. Teriak mereka. Seketika aku pun
terperangah dari sejadah melihat keadaan yang mereka sebut kan. “Wow thats
amazing guest” bisiku dalam hati. Dengan semangat 45 segera ku ambil sapu untuk
memukul sang melata itu, namun dengan lihai si babi kodok itu melompat dari
satu sudut ke sudut lain, 1..plak, 2.. plak, wew senjata injuk ku ternyata tak
mempan. Semakin aku pukul si kodok semakin enerjik, bokong nya seperti
bergoyang sambil melompat seolah menghina ketidakberdayaan ku. Aku kejar terus
dengan gerakan tangan sedikit ‘njelimet’ karena masih memakai mukena. Seperti
main kucing kucingan, semakin di kejar semakin menjauh. Ibarat cinta bertepuk
sebelah tangan ahahahahahaha. Argh dasar si kodok! Emosi mulai memuncak, karena
ia sangat lihai melompat. Hingga akhir nya aku tanggal kan mukena untuk meraih
mu, hey kodok usil! Semakin gesit mengejar semakin cerdik si kodok berkelakar. Merasa
diri sudah mengeluarkan jurus paling jitu untuk memukul si kodok, ternyata si
kodok itu berhasil bersembunyi di bawah lemari kamar. Rasanya seperti kehabisan
tenaga gegara permainan sore ini. Dan pada akhirnya aku biarkan ia menginap semalam di bawah
lemari ku. Meski hati sedikit risih, fikir ku tak apa karena bersedekah itu tak
hanya kepada manusia, hewan pun ingin di sedekahi, salah satu nya tidur di
bawah lemari ku hihihi.
Seusai
kejar-kejaran aku pun pasrah dan kembali pada sejadah, menengadah doa agar
kehidupan esok lebih baik dengan segala kemurahan rezeki dan kebaikan- Nya. Semenit
kemudian dering handphone berbunyi meng isyaratkan sebuah pesan datang. Ku
tengok ternyata pesan itu dari lelaki yang paling aku cintai atas segala lelah
dan pengorbanan nya. “mah, ayah gak bisa pulang karena jaringan wifi belum
stabil, izin menginap yak” tulis nya penuh harap “iya sayang, selesaikan
pekerjaan nya sampai tuntas” jawab ku tegas dengan emot penuh cinta. Seromantis itu? Oh iya dong
meski sudah memiliki dua anak dan usia
pernikahan sepuluh tahun, alhamdulilah selalu romantis hehe. Tetapi akan beda
cerita jika kalimat dari pesan suami di ceritakan kembali pada teman-teman
dekat, seketika mereka akan mem-bully hebat kalimat tersebut “Hayooo itu
mah cuma alesan, pastinya izin nginep nya karena cari perawan atau janda hahaha”
(kata-kata yang terbesit dalam hati). Itulah sebab nya tidak setiap cerita bisa
di ceritakan pada orang lain karena akan menimbulkan kontra persepsi. Terkadang
hal sepele menjadi luarbiasa dari cerita orang lain setuju kan? Jadi pandai lah
kita dalam menyikapi setiap keadaan.
Malam itu
aku isi dengan segudang pekerjaan, aku
buka laptop dan mengetik sampai pundak
terasa pegal. Terasa sedikit ngantuk dan ku tengok jam bergerak meuju angka
sebelas. Akhirnya aku tutup laptop dan pergi tidur. Seperti biasa alarm selalu
di seting pada pukul 03.00 fajar, pada jam ini biasanya aku terbangun mengambil
wudhu dan bertahajud. Bukan hanya karena mengejar sunnah, tapi duduk termenung
di waktu fajar seperti menciptakan dimensi kedamaian. Sunyi yang begitu gulita
mengajarkan arti kesendirian seperti mengingat kematian. Sendiri dalam gelap, dingin dalam pekat.
Namun berbeda
dengan cerita malam itu gegara si kodok menginap di bawah lemari, tidur ku pun
terusik. Pada pertengahan malam menuju tidur yang nyenyak tiba-tiba badan ini
menggelitik geli, aku pasrah karena hati berfikir mungkin ini hanya mimpi badan
seperti ada yang menggelitiki. Dan tetiba aku terperanjat rambut ikal ku ada
yang menoyak-ngoyak, aku baru sadar ternyata malam itu tidur bersama kodok
hahahahaha. Dasar kodooook! Malam itu pun aku semakin geram. Ku nyalakan lampu
kamar, ku tutup pintu nya dan aku kejar si kodok sampai payah. Plaaaaaaakk
pukulan jitu di pertengahan malam. Akhirnya dengan rasa bahagia aku dapat
menaklukan kodok itu. Aku pukul terus hingga mati. Niat hati enggan membunuh,
tapi tamu yang satu ini gak tau diri, di kasih hati minta jantung. Lalu ku buka
pintu dapur dan aku lempar kan dengan
rasa puas seperti menghempaskan masa lalu yang buruk uhuhuhu.
In the
end dari cerita si kodok,
aku tak bisa melewati malam ku dengan kembali tidur. Badan ini pun tergerak untuk berwudhu dan bertahajud. Mungkin
kalau bukan karena si kodok aku akan melewatkan malam panjang ku tanpa doa. Karena
fisik yang lelah pasti membuat tidur nyenyak. Itulah sebab nya si kodok
mengganggu tidur ku untuk mengingatkan aku pada Rab-Ku. Dan sejatinya setiap
kejadian selalu ada hikmah nya.
Salam Pena
Milenial
Maydearly89
Lebak,
25 Maret 2021.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar